Beberapa bulan yang lalu, aku pernah berkata seperti ini saat berdoa;
“Aku mau mengasihi Tuhan bukan karna kebaikan-kebaikan yg Dia lakukan padaku, tapi aku mau mengasihi Dia tanpa melihat hal itu.”
Kalau diartikan; Aku mau mengasihi Tuhan tanpa melihat Kasih Tuhan buat diriku, aku mau mengasihi Dia karena aku mengasihi Dia.
Mungkin saat Tuhan mendengar ini Dia hanya tersenyum geli melihatku, dan mungkin Dia bahagia melihat keinginanku mengasihi Dia sampai seperti itu. Yang bisa aku pastikan adalah Dia sedang tersenyum memandangku!
Setelah melontarkan perkataan itu, beberapa minggu yang lalu Dia membuka pikiranku, Dia memberikanku sebuah pengertian mengenai apa yang kuucapkan beberapa bulan yang lalu.
“Aku senang melihatmu begitu rindu mengasihi-Ku tanpa harus memandang kebaikan-kebaikanKu padamu dan juga tanpa memandang kasih yg telah Aku berikan buat kamu. Tapi, mustahil kamu bisa mengasihi Aku tanpa memandang itu, tanpa mengalami kebaikan-Ku, tanpa mengalami kasih-Ku padamu. Karena kamu bisa mengasihi Aku, jika kamu telah mengenal kasih-Ku terlebih dahulu. Kamu mengasihi Aku karena Aku telah terlebih dahulu mengasihi kamu.” Dengan lembut Dia tersenyum kepadaku.
Aku termenung dengan apa yang dikatakan-Nya, dan aku bergumam “Jadi mustahil ya Tuhan aku mengasihiMu tanpa memandang kasih-Mu terlebih dahulu untukku? Hmmm”
“Iya.” Kata-Nya dengan tegas tapi juga lembut. “Ibaratkan ketika kamu mau belajar mengemudi mobil, apa kamu bisa belajar mengemudi jika tidak ada mobil dan pembimbing kamu? Tidak yun, kamu tidak akan bisa belajar mengemudi jika kedua itu tidak ada. Sekalipun mobil itu ada, mungkin kamu bisa belajar mengemudi, tapi tidak sebaik ketika ada pembimbing yang memberitahumu untuk dasar-dasarnya dan hal lain yang tidak dapat kamu temukan melalui dirimu sendiri. Mobil itu ibaratkan Kasih, dan pembimbing itu adalah Aku, tanpa kamu mengalami kasih-Ku terlebih dahulu, kamu tidak dapat mengasihi Aku dan mengasihi orang lain dengan cara yang sama Aku mengasihi mereka dan kamu.”
“Hoh! Aku mengerti sekarang Tuhan. Dan aku makin mengerti, bahwa ada satu hal yang tidak dapat aku hindari di dunia ini, yaitu dikasihi oleh-Mu. “
Aku tersipu malu karena Dia membawaku ke sebuah kenyataan bahwa Dia mengasihiku dengan Cuma-Cuma, mengasihiku itu pilihan yang dibuat-Nya dan sesungguhnya Dia memang Maha Pengasih! Dengan mengasihiku bahkan sebelum aku mengasihi Dia dan sebelum aku menunjukkan kasihku kepada-Nya membuktikan bahwa kasihNya itu tidak disebabkan karena diriku sendiri, aku tidak memperolehnya karena usahaku sendiri, tapi karena Dia yang mau memberikannya kepadaku! Dia tidak mengasihi aku karena aku rajin membaca firmanNya atau apa pun itu, tapi karena Dia memang mengasihiku sejak dulu! AH! Betapa bahagianya dikasihi seperti ini Tuhan!
“God You not only like me, You love me, and that is enough.” – Lysa Terkeurst