Blogger templates

Tuesday, September 27, 2016

Passion and Purity Book Review


Seperti yang pernah aku janjikan beberapa bulan yang lalu, ini dia book review dari buku yang beberapa waktu lalu aku tamatkan Hoho..
"Passion and Purity" ditulis oleh Elisabeth Elliot.
Versi English
Versi Indonesia
Tidak seperti buku Let me be a woman yang terjemahannya masih agak tidak sempurna, buku passion and purity yang versi Indonesia ini cukup mudah dipahami bahasanya. Terima kasih buat bagian penerjemah buku! Hehe

Aku suka sekali baca buku Passion and Purity ini, aku menghabiskan dalam waktu 44hari karena aku mendisiplinkan diriku untuk membaca hanya satu bab per hari, manfaatnya aku jadi bisa lebih merhema sama buku ini. Mungkin kalian bisa mencobanya :)

Terkadang terlalu banyak hal yang kita dapatkan diotak kita, membuat kita menjadi tidak dapat menyimpan dengan baik, malah jadinya mungkin cuman ingat hanya sedikit bagian (padahal banyak sekali pelajaran yang bisa kita petik) haha. Jadi aku encourage buat yang suka baca, apalagi buku tersebut banyak memberi pengetahuan dan penguatan dsbnya agar mencoba untuk membacanya per bab per hari.

Dimulai ya book reviewnya.
Passion and Purity ini adalah kisah bagaimana Elisabeth dan Jim bertemu, menantikan Tuhan, dan bagaimana mereka akhirnya bersatu didepan Altar. 
Aku suka sekali membaca buku ini, bahkan aku ikut tertawa geli di bab tertentu akibat kekonyolan Elisabeth dan Jim (ya meskipun apa yang mereka lakukan itu adalah hal yang sangat wajar).
Buku ini bukan hanya tentang perjalanan mereka, tapi bagaimana Allah menjadi Allah di dalam kehidupan mereka, di dalam pelayanan mereka, di dalam kehidupan percintaan mereka. >.<

Buku ini bisa dibaca oleh pria juga loh!

Apa saja yang aku dapatkan dari buku ini?
- Sebuah pelajaran penting mengenai arti kekudusan dan hasrat. Bagaimana memeranginya? Bukan. Bagaimana semua itu hanya sampah dan tidak lebih berharga daripada kedambaan kita terhadap-Nya. 
- Menempatkan Allah sebagai pribadi yang berdaulat atas setiap detail kehidupan kita.
- Menyingkapkan bagaimana kebobrokan manusia pada zaman ini mengenai "kemurnian", yang seharusnya dilindungi dengan menghargainya sebagai pemberian dari Tuhan namun menyepelekannya dan membuat kemurnian bukanlah suatu hal yang begitu penting.
- Ketaatan yang terlahir di dalam hati yang berserah dan berseru kepada Allah.
- Mengajar kita bagaimana mengejar kemurnian dan hidup taat terhadap apa yang Allah kehendaki dalam kehidupan kita.
- Dan buku ini membuat aku menjadi semangat untuk benar-benar sungguh-sungguh mengejar hidup kudus dihadapan Allah dimulai dari saat ini, dan buku ini membuat aku mengerti betapa indahnya dan betapa bahagianya ketika kita mengejar kekudusan karena kita rindu melihat Allah.

Jujur saja, aku sangat jatuh cinta pada pribadi Jim sekalipun dibuku ini dia melakukan kesalahan tapi aku sangat terpesona dengan apa tindakan selanjutnya yang dia lakukan, bagaimana hatinya kepada Tuhan. Bagaimana aku bisa tau? di buku ini banyak catatan surat dari Jim guys! >.<

Aku sangat encourage buat kalian untuk membaca buku ini, ini bisa membantu kita menyelamatkan kita dari dosa terhadap kemurnian, dan membantu kita semakin mengejar hidup kudus dihadapan Allah. Bukankah sesuatu yang baik untuk kita belajar dari seseorang yang sudah pernah melaluinya? hehe.
:)
(maaf aku tidak terlalu banyak memberi catatan, karena aku tidak mau spoiler...HOHO)


God Bless!



Thursday, September 8, 2016

Worship

But the time is coming-indeed it's here now-when true worshipers will worship the Father in spirit and in truth. The Father is looking for those who will worship him that way. ( John 4:23 NLT)

Beberapa bulan yang lalu, saat aku sedang menyembah Tuhan di ibadah, lagu penyembahan begitu dalam dan dalam...mungkin beberapa sudah terhanyut akan percakapannya dengan Tuhan, mungkin ada yang sedang disibukkan dengan pikirannya yang terus bermain diluar ruangan ibadah...banyak kondisi yang berbeda-mungkin. Aku terhanyut dengan lagu yang semakin menyatakan apa yang aku rasakan terhadap Allahku saat itu, lalu tiba-tiba ada perenungan yang dalam mengenai penyembahan.

Sekejap, Aku merenungkan ini; mungkin kita pernah mendengar orang-orang mengatakan "duh, lagunya gak ngangkat" atau "duh WL nya kok bukan si ini sih, padahal dia lebih enak bawanya" atau "duh, lagunya lagu lama jadi males" atau "duh, kok gue gak ngalamin hadirat Tuhan ya." atau "duh, gue gak hafal lagu ini." atau " gue maunya lagu lain padahal"

Tuhan bertanya kepadaku; Seperti apakah penyembahan itu menurutmu? Seperti apakah menyembah Tuhan itu menurutmu?

Aku saat itu hanya bisa tenggelam dengan apa yang kurenungkan, dan aku hanya dapat menjawab; yang pasti apa yang orang-orang tsb ucapkan menunjukkan mereka sudah salah arti mengenai "menyembah Tuhan".

Bagaimana menurut kalian ?

Menurutku secara pribadi, ketika kita menyembah Tuhan sebenarnya tidak ada lagi ruang mengenai kita, karena seharusnya fokus kita ya menyenangkan Tuhan dengan korban persembahan kita-yaitu hati kita, dengan menyembah di dalam roh dan kebenaran.

" Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." ( Matius 6:21)
Sejak saat itu pun aku tertegur, jika aku mengatakan bahwa aku tidak dalam keadaan baik untuk menyembah Tuhan, sebenarnya penyembahan itu kuperuntukkan kepada siapa? kenapa nafsu dan keinginanku sendirikah? atau untuk Tuhan ?

Menyembah di dalam roh, apakah perkataan-perkataan di atas menunjukkan kita sudah menyembah Tuhan di dalam roh? 
Menyembah di dalam kebenaran, apakah perkataan-perkataan tersebut mengandung kebenaran?

Mari kita refleksikan terhadap diri kita masing-masing, apakah kita sudah benar-benar hidup menyembah Tuhan di dalam roh dan kebenaran? apakah kita mengerti apa arti menyembah Tuhan?

God Bless!