Blogger templates

Monday, January 30, 2017

There is no more; Condemnation


It's 12.06 AM 
January 30th, 2017

Post ini diketik dikala pikiran akan perjuangan di masa yang lalu terbesit kembali, yang dipicu oleh sebuah perbincangan dalam kelompok kecil kemarin malam. 

Title post ini pun seharusnya sudah dapat menggambarkan apa yang mau aku ceritakan. Ya, Mengenai Hukuman.

Orang Kristen pada umumnya harusnya mengetahui bahwa hakim kita hanya satu,yaitu Tuhan.
Kita tidak dapat menghakimi atau menghukum orang atas kesalahan yang orang lain perbuat.
Tapi, terkadang....permasalahannya bukan kita menghukum orang lain atau menghakimi orang lain, tapi kita seringkali tanpa sadar menemukan, diri kita sendiri menghakimi dan menghukum diri sendiri.

Tahun 2012 aku bertobat, bukanlah hal yang mudah sama sekali untuk lepas dari jerat masa lalu dan penyesalannya.
Sejak tahun 2012 sampai akhirnya 2015 akhir.
Aku bergumul dalam rasa tertuduhku......
Ya,kerap kali setiap aku mengalami kegagalan, entah itu dalam perkuliahanku,pelayananku, pekerjaan, keluarga, aku kerap menghukum diriku dengan begitu berat..

Sampai suatu waktu di tahun 2014 aku menyadari bahwa aku, hidup dalam ketertuduhanku....dan tanpa sadar, aku menjadikan diriku sebagai Tuhan atas diriku.

Kita tahu bahwa, kita tidak akan pernah bisa menjadi Tuhan. 
Inilah kenapa, kita tidak akan pernah bisa dengan benar menghukum diri kita untuk jera dari membuat kesalahan atau lepas dari kegagalan...

3 Tahun.....
Hidup dalam penyesalan, ketertuduhan.

Tuhan berkali-kali menegurku dan memintaku untuk melepaskan diriku dari jerat yang aku kenakan kepada diriku sendiri ini, namun aku tidak mendengar bahkan tidak sadar.

Saat itu, aku ingat sekali, betapa beratnya hati dan jiwaku tiap aku melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan..
Aku sering men-push diriku sendiri untuk menjadi diri yg lebih baik dari ini...kelihatan baik, tapi ternyata yang baik memang tidak selalu benar.

Memang benar, jika....
Bagaimana kita memandang diri kita, begitu pula yang akan kita lakukan terhadap diri kita sendiri, dan orang lain akan mengikuti.

Beberapa tahun yang lalu, aku salah mengukur diriku sendiri, yaitu mengenakan ukuran manusia, bukan ukuran Kristus.
Alhasil, aku akhirnya terperangkap dalam jerat si pencuri.

Diriku sendiri tidak menerima kegagalan, Tapi Kristus menerima, dan meminta untuk terus bangkit dan menjadi lebih baik..

Aku memandang kegagalan sebagai ketidakmampuanku, tapi Tuhan memandang kegagalan sebagai cara agar anak-anakNya memperoleh pelajaran dan berjuang menjadi lebih baik.

1 Yohanes 3:21 berkata
Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah.

Penuduhan datang dari dunia membuat kita menjauh dari Allah.
Ya, saat hatiku menuduhku, aku kerap kali menjadi tidak berani menghadap kepadaNya, aku merasa gagal, dan tidak layak. (Tapi bukankah, sebenar apapun kita, kita tidak pernah layak? Karena dosa sudah mencemari manusia,dan kita telah kehilangan kemuliaan Allah?? Kita tidak layak, tapi kita dilayakkan.)

Selama 3 tahun hidup dalam lembah yang kelam, bangkit jatuh dan bangkit...akhirnya, tiba saat mataku tersingkapkan.
Dan aku mulai bisa melihat kebenaran...

"..Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan"        -Galatia 5:1

Kita sering melupakan kebenaran ini; Kita telah dimerdekakan.
Dan banyak sekali orang Kristen terjerat dalam perangkap yang sama seperti yang aku alami 1 tahun yang lalu..
Bagaimana cara aku survive dari pergumulan itu?
Jawabanku ada pada Amsal 28:13
"Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi."
Suatu hari, aku tersadar bahwa hanya kesia-siaan dan membuang waktu saat aku terus hidup berkubang pada rasa tertuduhku, pada akhirnya itu tidak membawaku kembali menjadi lebih baik ataupun kuat. Aku mengerti, bahwa Tuhan mengerti kegagalanku dan menerimaku seutuhnya kembali,tapi Ia yang Setia, juga Ia yang Adil.

Akui,dan tinggalkan.
Akui jika kita gagal, kita melakukan kesalahan, dan tinggalkan hal buruk itu dibelakang. Tinggalkan dosa itu, dan berjalan kembali kepada Allah.

Akui bahwa kita lemah,dan membutuhkan kasih karunia daripada Allah yang memampukan kita untuk terus berjuang.
Akui bahwa hanya oleh kekuatan yang diberikan oleh-Nya, yang memampukan kita untuk melakukan apa yang disenangi-Nya. (Filipi 2:13)

Jangan lupakan bahwa kemerdekaan yang diberikan, bukan agar kita dapat menyalah gunakan kemerdekaan itu, tapi berbuat baiklah dan layanilah orang lain (Read: Galatia 5:13)

Perkuat hidup kita, dengan perkuat roh kita, Dosa sangat dekat dengan keinginan daging, karena keinginan daging berbuah kepada kejahatan dan tidak takluk kepada Allah...
Perkuat roh kita dengan makanan rohani;Firman Allah (Read; Matius 4:4)

Kuncinya;
Sadarlah, bahwa hanya kesia-siaan jika terus hidup dalam ketertuduhan, bangkitlah, bukan hanya dirimu seorang yang mengalami kegagalan, kamu tidak pernah berjuang sendirian, bangkit dan percaya bahwa kamu bisa menjadi lebih baik bersama-sama dengan kasih karunia yang Allah berikan. 
Because, Love conquers all

Cheer up!