Blogger templates

Thursday, August 10, 2017

He Will Direct Thy Paths.

January 1st - July 7th 2017
" In all your ways submit to Him,  and He will make your paths
straight." 
— Proverbs 3:6



It's been a long long long and long time....
Banyak hal yang terjadi, banyak masalah, banyak hal manis, banyak hal yang sedih.
and His goodness stands still, no matter what. 
Yes.
No       M  a   t   t   e   r      W   h   a   t   .

Post kali ini berkisah tentang perjalananku resign dari kantor lamaku, dan bagaimana aku mendapatkan iman untuk melangkah maju saat memutuskan untuk resign.


Aku bekerja sejak tahun 2014 dikantor ini, banyak hal yang aku pelajari di sana. Bukan hanya tentang pengalaman bekerjanya, atau pun ilmu yang ku dapat seputar perpajakkan (karena aku bekerja sebagai accounting pajak disini), bukan. Bukan hanya tentang bagaimana aku mendapatkan skill akuntansi yang lebih baik, ataupun cara membuat laporan keuangan, bukan hanya hal itu yang aku pelajari disana.


Aku percaya dimana pun kita berada, Tuhan pasti akan ajar kita sesuatu, entah di tempat lain berbeda-beda pelajarannya, atau mungkin sesuatu yang sepertinya sama tetapi berbeda level. :)


Disana aku belajar paling banyak yaitu tentang bagaimana rasanya memiliki hati seorang hamba.
Pernah mendengar kata tentang "Seorang hamba tidak memiliki hak", untuk ukuranku ini sangat sulit, mungkin juga buatmu? Bagaimana bisa aku tidak menuntut hakku saat aku diperlakukan tidak adil atau seseorang dengan sengaja menganiaya hakku?? 
Kalau saja aku tidak menimpali dengan kata-kata pedas,
sangat beruntung orang tsb. Tapi mengikuti kehendak
Tuhan, bukan sesuatu yang mudah untuk dipraktekkan.
Tapi bukan itu pertanyaannya. Bukan mudahkah 
melakukan kehendak-Nya, tapi apakah pilihanmu
terhadap situasi yang tidak mudah ini? masih maukah
engkau melakukan kehendak-Nya??


Jika aku dapat mengucapkannya, aku akan berkata mau.
Tapi mudahkah itu? tidak. Tapi pilihanku, aku tidak akan
mudah menyerah, sekalipun aku ditemukan babak belur
dalam pertandingan ini, ya. Nyatanya aku menemukan
berkali-kali aku hancur lebur saat melakukan apa yang
dikehendaki-Nya...... Aku memutuskan bertahan lebih 
lama dari yang aku rencanakan diperusahaan itu, karena
aku mau menyelesaikan pertandingan yang aku mulai.
Suatu hari di pertengahan tahun 2016, aku berdoa kepada
Dia. Aku mengajukan proposal pengunduran diriku beserta
rencanaku dan alasanku untuk resign dari perusahaan aku
bekerja. Aku berkata kepada-Nya bahwa aku akan menyelesaikan apa yang menjadi tanggung-
jawabku selama ini, aku akan resign dengan hati yang merdeka dan pergi dengan cara baik-baik
Aku akan setia deal terus menerus dengan hubunganku dengan kepala bagianku. Ya sekalipun
itu tidak mudah dan menyakitkan di awal. Aku mengajukan bulan April 2017 setelah SPT Tahunan selesai dilaporkan aku akan keluar dari sana. Lalu entah bagaimana, berjalannya waktu........ Aku
diperhadapkan pada situasi dimana aku seperti dibuka pintu dari-Nya lebih cepat dari yang aku deal dengan-Nya. Tiba-tiba terjadi hal yang membuat perusahaanku masuk dalam masa non efektif, sebenarnya aku bisa saja bertahan karena perusahaanku termasuk group. Ah! juga tiba-tiba tanggung jawabku diambil dari yang tadinya aku memegang 4 perusahaan sekaligus, 1 perusahaan yang menurutku begitu sulit laporannya di bagikan kepada rekan kerjaku (sebenarnya, karena memikirkan laporan perusahaan A inilah aku mencoba menunda hari resignku ke april). Long story short, aku mengerjakan laporan dari perusahaan-perusahaan yang tidak begitu sulit casenya. Lalu aku mencoba memasukkan data pribadiku ke perusahaan-perusahaan, aku berdoa untuk meminta petunjukkNya.


Akhirnya pertengahan januari aku resign dari kantorku. 
Tapi semua tidak selesai disana. Saat aku masuk ke kantor
baru. Hari pertama aku masuk, sindrom takut tidak dapat
beradaptasiku timbul dan membuat aku seminggu pertama
selalu ke trigger untuk resign dari kantor baruku. HAHAHA
Tiap hari aku datang ke kantor, aku selalu memikirkan mau melamar
lagi ditempat lain, tapi aku tidak langsung melakukannya, aku tau situasiku.
Sebelum aku bertindak, aku mencoba memastikan apa motivku untuk resign
kali ini. Setelah mempertanyakan hal itu, aku menunda untuk resign dan
memutuskan untuk tetap stay, memberi yang terbaik dikantor tsb.
Lucunya, pembinaku tau aku sudah bekerja dikantor baru, tapi dia
suka masih memberikanku info lowongan kerja :D Pertanda apa
ya Tuhannnnnnnnnnnnnnnn. Lol


Berjalan sampai di awal juli, terbesitlah pikiran untuk resign. Kali ini aku cek kembali motivasi hatiku. Kenapa aku selalu memastikan motivku untuk resign? karena aku tidak mau sampai aku salah langkah.
Awal masuk dikantor baruku ini, aku sempat ragu dan takut, sampai-sampai selftalk ku selalu muncul begini; Bener gak ya ini sesuai dengan rencana Tuhan? Bagaimana kalau aku hanya gegabah mengambil tindakan? Bagaimana kalau aku ternyata salah masuk kesini? Lalallallalallalalallalla....
"Takut salah langkah" membuat aku kehilangan sukacitaku berminggu-minggu..
Ya, tapi aku masih bersyukur bahwa Tuhan masih bicara kepadaku saat itu. Ketika aku takut dan mulai mengeluarkan selftalk, Tuhan bertanya kepadaku; apakah kamu orang benar
Spontan aku berkata, YA Tuhan ! tentu, karena aku sudah dibenarkan, aku orang benar.
Tuhan : Lalu kenapa kamu masih takut ? tidak ingatkah perkataan-Ku bahwa Tuhan memperhatikan langkah orang benar? jalan orang benar akan terjaga. 

Saat Tuhan mengatakan hal itu, hilang sudah keraguan dan pertanyaanku. Aku terus ingat perkataan itu sekali-kali jika selftalk rasa takutku muncul. Aku perkatakan kepada jiwaku, bahwa aku orang benar, langkahku sudah ditetapkan-Nya.


" The step of a [ good and righteous] man are directed and established by the Lord, and He delights in his way [and blesses his path]. " Psalm 37:23 amp  

Dan ketika sekarang aku resign dari kantor baruku tsb, aku deal dengan hatiku dan pertanggung jawabkan segala keputusanku kepada Tuhan. Tuhan memang tidak kenal lelah membentuk hatiku, juga kamu. Karena aku mengalami saat-saat dimana aku merasa tidak qualified untuk interview disuatu tempat, tapi aku tau aku tidak bisa seperti ini terus ( kabur dari hal-hal yang aku takutkan). Hanya langkah iman yang bisa aku ambil saat itu. Seminggu penuh aku bergulat dari rasa takutku, pas pula bahan saat teduhku tentang facing the giants. HAHA. Aku mencari-cari power statement, aku confess firman, aku berdoa menyampaikan rasa takutku kepada-Nya.... Setidaknya, saat aku merasa takut, aku tidak tinggal diam tapi aku belajar untuk embrace itu. Dari moment ini aku menemukan kebenaran yang baru, yang Tuhan ajar kepadaku.


" Terkadang, Tuhan ijinkan kita mengalami atau menghadapi hal yang kita takuti agar kita dapat menyadari bahwa tidak ada alasan untuk kita takut dengan hal tersebut, dan untuk melihat apa yang Tuhan pandang mengenai apa yang kita takuti tersebut."
 Saat aku mencoba embrace semuanya....aku maju dengan mantap dan penuh iman, aku hadapi apa yang aku takutkan itu, aku hajar semua perkataan-perkataan yang ditebarkan sijahat yang mengatakan aku tidak mampu dan tidak qualified...
Saat itu juga aku seperti mendengar Tuhan berbisik didalam hatiku.
"See, Aku bilang apa :) kamu gak perlu takut sama hal itu. Gak semenakutkan itu kan nyatanya."

Sama seperti ketika Yesus berkata kepadaku saat itu, dengarkan Ia mengatakannya juga kepadamu.
" D    O    N   '    T            B   E           A   F   R   A   I   D"