Blogger templates

Monday, January 30, 2017

There is no more; Condemnation


It's 12.06 AM 
January 30th, 2017

Post ini diketik dikala pikiran akan perjuangan di masa yang lalu terbesit kembali, yang dipicu oleh sebuah perbincangan dalam kelompok kecil kemarin malam. 

Title post ini pun seharusnya sudah dapat menggambarkan apa yang mau aku ceritakan. Ya, Mengenai Hukuman.

Orang Kristen pada umumnya harusnya mengetahui bahwa hakim kita hanya satu,yaitu Tuhan.
Kita tidak dapat menghakimi atau menghukum orang atas kesalahan yang orang lain perbuat.
Tapi, terkadang....permasalahannya bukan kita menghukum orang lain atau menghakimi orang lain, tapi kita seringkali tanpa sadar menemukan, diri kita sendiri menghakimi dan menghukum diri sendiri.

Tahun 2012 aku bertobat, bukanlah hal yang mudah sama sekali untuk lepas dari jerat masa lalu dan penyesalannya.
Sejak tahun 2012 sampai akhirnya 2015 akhir.
Aku bergumul dalam rasa tertuduhku......
Ya,kerap kali setiap aku mengalami kegagalan, entah itu dalam perkuliahanku,pelayananku, pekerjaan, keluarga, aku kerap menghukum diriku dengan begitu berat..

Sampai suatu waktu di tahun 2014 aku menyadari bahwa aku, hidup dalam ketertuduhanku....dan tanpa sadar, aku menjadikan diriku sebagai Tuhan atas diriku.

Kita tahu bahwa, kita tidak akan pernah bisa menjadi Tuhan. 
Inilah kenapa, kita tidak akan pernah bisa dengan benar menghukum diri kita untuk jera dari membuat kesalahan atau lepas dari kegagalan...

3 Tahun.....
Hidup dalam penyesalan, ketertuduhan.

Tuhan berkali-kali menegurku dan memintaku untuk melepaskan diriku dari jerat yang aku kenakan kepada diriku sendiri ini, namun aku tidak mendengar bahkan tidak sadar.

Saat itu, aku ingat sekali, betapa beratnya hati dan jiwaku tiap aku melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan..
Aku sering men-push diriku sendiri untuk menjadi diri yg lebih baik dari ini...kelihatan baik, tapi ternyata yang baik memang tidak selalu benar.

Memang benar, jika....
Bagaimana kita memandang diri kita, begitu pula yang akan kita lakukan terhadap diri kita sendiri, dan orang lain akan mengikuti.

Beberapa tahun yang lalu, aku salah mengukur diriku sendiri, yaitu mengenakan ukuran manusia, bukan ukuran Kristus.
Alhasil, aku akhirnya terperangkap dalam jerat si pencuri.

Diriku sendiri tidak menerima kegagalan, Tapi Kristus menerima, dan meminta untuk terus bangkit dan menjadi lebih baik..

Aku memandang kegagalan sebagai ketidakmampuanku, tapi Tuhan memandang kegagalan sebagai cara agar anak-anakNya memperoleh pelajaran dan berjuang menjadi lebih baik.

1 Yohanes 3:21 berkata
Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah.

Penuduhan datang dari dunia membuat kita menjauh dari Allah.
Ya, saat hatiku menuduhku, aku kerap kali menjadi tidak berani menghadap kepadaNya, aku merasa gagal, dan tidak layak. (Tapi bukankah, sebenar apapun kita, kita tidak pernah layak? Karena dosa sudah mencemari manusia,dan kita telah kehilangan kemuliaan Allah?? Kita tidak layak, tapi kita dilayakkan.)

Selama 3 tahun hidup dalam lembah yang kelam, bangkit jatuh dan bangkit...akhirnya, tiba saat mataku tersingkapkan.
Dan aku mulai bisa melihat kebenaran...

"..Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan"        -Galatia 5:1

Kita sering melupakan kebenaran ini; Kita telah dimerdekakan.
Dan banyak sekali orang Kristen terjerat dalam perangkap yang sama seperti yang aku alami 1 tahun yang lalu..
Bagaimana cara aku survive dari pergumulan itu?
Jawabanku ada pada Amsal 28:13
"Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi."
Suatu hari, aku tersadar bahwa hanya kesia-siaan dan membuang waktu saat aku terus hidup berkubang pada rasa tertuduhku, pada akhirnya itu tidak membawaku kembali menjadi lebih baik ataupun kuat. Aku mengerti, bahwa Tuhan mengerti kegagalanku dan menerimaku seutuhnya kembali,tapi Ia yang Setia, juga Ia yang Adil.

Akui,dan tinggalkan.
Akui jika kita gagal, kita melakukan kesalahan, dan tinggalkan hal buruk itu dibelakang. Tinggalkan dosa itu, dan berjalan kembali kepada Allah.

Akui bahwa kita lemah,dan membutuhkan kasih karunia daripada Allah yang memampukan kita untuk terus berjuang.
Akui bahwa hanya oleh kekuatan yang diberikan oleh-Nya, yang memampukan kita untuk melakukan apa yang disenangi-Nya. (Filipi 2:13)

Jangan lupakan bahwa kemerdekaan yang diberikan, bukan agar kita dapat menyalah gunakan kemerdekaan itu, tapi berbuat baiklah dan layanilah orang lain (Read: Galatia 5:13)

Perkuat hidup kita, dengan perkuat roh kita, Dosa sangat dekat dengan keinginan daging, karena keinginan daging berbuah kepada kejahatan dan tidak takluk kepada Allah...
Perkuat roh kita dengan makanan rohani;Firman Allah (Read; Matius 4:4)

Kuncinya;
Sadarlah, bahwa hanya kesia-siaan jika terus hidup dalam ketertuduhan, bangkitlah, bukan hanya dirimu seorang yang mengalami kegagalan, kamu tidak pernah berjuang sendirian, bangkit dan percaya bahwa kamu bisa menjadi lebih baik bersama-sama dengan kasih karunia yang Allah berikan. 
Because, Love conquers all

Cheer up!


Tuesday, December 27, 2016

Graduation Day (17 Desember 2016)

Terima kasih banyak untuk teman-teman sekalian yang selalu mendukung, baik didalam doa maupun kehadirannya selama ini. Buat seorang teman yang pernah membantu saat masa ospek dan menguatkan aku sehingga aku bisa menjadi diriku yang seperti sekarang ini....



Buat Papa yang tidak pernah menyerah untuk mendukung aku agar tetap kuliah disaat aku hendak menghentikan langkahku di semester awal, terima kasih banyak buat perjuangannya untuk mendukungku.
Terima kasih telah menjadi papa yang apa adanya. Terima kasih telah mengajarkanku mengenai waktu adalah sesuatu yang berharga sehingga aku dapat belajar untuk tidak menunda waktu dan selalu mengerjakan segala sesuatu dengan cepat dan tepat.

Buat Mama, terima kasih sudah mencintaiku dengan sepenuh hati mama, sejak aku dari kecil sampai sekarang. Terima kasih selalu menjadi pelindung terbaikku, mama adalah tempat dimana aku merasa aman ketika aku tau situasi tidak aman sebenarnya. Terima kasih untuk hati yang begitu hangat, senyum yang begitu bersinar yang diberikan sejak aku masih kanak-kanak. Terima kasih sudah mencoba menjadi ibu yang baik yang bisa mama lakukan.


Buat kakak-kakakku yang begitu banyak memberikan teladan ketika aku masih sekolah, kemandirian kalian mengajarkan aku untuk mau hidup mandiri dan dapat membantu orang lain yang membutuhkan, ketegaran kalian mengajarkanku untuk tetap lembut hati sekalipun hidup tidak selalu berjalan dengan baik.



Buat Yesus, Semua hal-hal diatas tidak akan pernah aku dapatkan jika Engkau tidak berkehendak menciptakanku. Terima kasih karena aku boleh mati dan hidup kembali, terima kasih karna kalau bukan karena Engkau, aku tidak akan dapat melihat sesuatu yang baik dalam hidupku. Terima kasih, karena yang dapat aku lakukan dan katakan hanyalah berterima kasih. Terima kasih, karena karakterku yang demikian, aku boleh mengenal Engkau jadi satu-satunya pribadi pertama didunia ini yang mengenal aku sangat dalam daripada siapapun. Terima kasih, tidak pernah menyerah atas hidupku, terima kasih jika Engkau terus mau menggandeng tanganku, terima kasih karena telah hadir didalam hidupku.




Answered Prayer

Isaiah 55:8

Sudah lama tidak merangkai kata-kata indah di blog ini >.<
Sebenernya sengaja banget gak post apa-apa karena lagi nunggu moment spesial lewat dan mau lihat hal apa aja yang Tuhan kerjakan dalam hidupku.

Dan semuanya udah lewat, fyi beberapa minggu ini hubungan sama Tuhan gak sebaik biasa kalau lagi baik banget tapi aku hanya bisa menerima dengan hati yang tetap tenang, bahwa memang untuk segala sesuatu ada musim, hal ini pun akan segera terlewati. (baca : My God whom I worship )

Judul post ini sudah sangat menggambarkan dengan jelas harusnya apa yang ingin aku share ke kalian semua.
THE LORD HAS BEEN GOOD TO ME. REALLEH!!
Aku bukan tipe orang yang mudah percaya bahwa setiap doa yang aku sampaikan pasti terjawab (tapi aku tau dengan jelas Dia pasti mendengarnya), karena aku tidak mudah percaya apabila hal itu tidak terjadi dulu.

Bagaimana rasanya ketika doa kita yang tidak benar-benar kita pikirkan akan terjawab, malah dijawab dengan tepat oleh Sang Pencipta? (Biar kita menjawabnya didalam hati kita masing-masing)
Ini dia kisahku,

Semester 8 di kampusku merupakan waktu yang siap untuk mahasiswi mempersiapkan dirinya untuk masa tugas akhir, yaitu skripsi. Jujur saja, aku tidak pernah tau dan tidak banyak tau apa saja yang harus aku persiapkan untuk skripsi dll. Mendengar kabar bahwa teman-temanku (beberapa) sudah melajukan langkah-langkahnya dalam mempersiapkan tugas akhir itu, membuat hatiku terkadang suka gelisah.

Aku sulit mengatasi pikiran dan rasa gelisahku apabila aku merasa aku gagal dalam mencapai target.
Ya, bagiku ini sesuatu yang baru dan sama sekali tidak pernah aku rengkuh. Aku harus belajar dengan cepat namun tepat, bukankah itu sulit?

Bulan juni awal, disampaikanlah bahwa setiap kami boleh segera mempersiapkan tugas akhir dan deadlinenya adalah bulan agustus akhir apabila kami tidak mau membayar uang kuliah semester 9.
Ini cukup membuat aku stress bila hanya memikirkannya,
Apa yang harus aku buat?
Apakah aku dapat membuatnya dengan baik?
Be still my soul, and know that He is God. (selftalk)

Tepat setelah berita itu disampaikan, aku berharap kepada Tuhan bahwa aku dapat mengerjakan tugas akhirku sebelum hari ulang tahunku (2 Agustus).
Dan aku berusaha keras habis itu, aku bergadang jika memungkinkan dan aku giat mencari data yang akan aku butuhkan untuk tugas akhirku ditengah kesibukan kerjaku pula.

Saat pertengahan juli aku memberikan tugas akhirku kepada dospem, dan menunggu hasil sampe akhir juli..
Aku pun sudah lupa akan harapanku itu (sejujurnya), dan suatu hari di tanggal 3 Agustus temanku mengabarkan bahwa tugas akhirku sudah di acc oleh dospemku <3

MY GOD :"")
Saat itu pula aku merasa berterima kasih sangat (padahal seingatku saat itu hatiku lagi galau karena suatu masalah) dan seketika hatiku terasa hidup kembali.
Itu adalah kado terbesar yang diberikanNya untukku, bukan karena aku layak menerimanya tetapi karena Allah hendak berbuat baik terhadap hidupku :")

Buatku secara pribadi, ini adalah kejadian yang amat langka, karena tidak pernah setepat waktu ini doaku terjawab, dan ini membuatku semakin terkagum sama apa yang diperbuat-Nya.

Adakah doa yang kalian sampaikan dan dijawab oleh-Nya?
Tulislah itu, dan kenanglah doa yang terjawab daripada terpuruk dengan hati yang semakin lemah karena ada doa yang tidak terjawab.
Satu doa yang terjawab mampu menguatkan hati kita, bahwa Tuhan tetap mendengar, masalahnya waktu kita dengan Tuhan bukan waktu yang sama, terkadang.
His plan is better than us. Trust Him.
God bless! and Merry Christmas Everybody :*


With love,






Tuesday, November 22, 2016

Book Review : I Kissed Dating Goodbye


Hy, guys!
Hari Sabtu kemarin aku akhirnya menyelesaikan bacaanku yang telah sekian lama aku baca >.< 
Harusnya buku ini bisa selesai dibaca dalam waktu yang tidak begitu lama :/ 
Tapi karena bukunya bahasa inggris, aku perlu konsentrasi extra saat membacanya :P

Ini diaa....
Tarararaaaaaaa!!!!

 

I Kissed Dating Goodbye ditulis oleh Joshua Haris yang adalah seorang pastor di Covenant Life Church. Dia menulis banyak buku seperti Boy Meets Girl, Dug Down Deep, dll.
Anyway, ternyata buku yang aku baca sebelumnya (Passion and Purity) disebutkan dibuku ini loh. Ternyata Joshua Haris pun membaca buku karangan Elisabeth Elliot ini :P

Oh iya, ada disebutkan pula nama Eric dan Leslie disini >.< 
Sepertinya mereka berbagian dalam pelayanan yang sama.

Untuk Detail isi buku ini, aku akan sedikit jelaskan, bahwa buku ini bukan berisi tentang hubungan dan hubungan, tapi dia banyak mencakup hal terutama yang seringkali kita lupakan, yaitu; berjalan bersama Allah dengan hidup didalam kehendak-Nya.

Buku ini membawa aku lebih dalam lagi mengenai esensi suatu hubungan, baik itu berteman, bersahabat, maupun berpacaran.
Hal-hal yang telah disinggung oleh beberapa buku rohani sebelumnya yang aku baca, menjaga hidup kita di dalam relationship (secara umum) bukan hanya berbicara tentang apa value kita, tapi apa kata Firman mengenai hubungan yang kita jalanin. Apa dasar yang kita bangun? Apa motivasi dari menjaga hubungan ?

Buku ini akan membuatmu menggali lebih dalam lagi, mengenai motivasimu, kelemahanmu, dan dibuku ini banyak memberi contoh mutlak yang membuat kita merasa bahwa aku tidak sendiri dalam melakukan kesalahan ini....namun, apakah keputusan yg harus aku lakukan? dengan cerita-cerita nyata yg disebutkan dibuku ini, akan mengguide kita untuk mempertimbangkan setiap pilihan dan langkah yang kita ambil..

Itu gambaran besarnya.

Nah, buatku sendiri secara pribadi.
So far buku ini banyak mencakup nilai-nilai yang pernah aku dapat dari buku-buku sebelumnya, seperti: lady in waiting, when God writes your love story, passion and purity, let me be a woman.
Nilai dan hal apa sajakah yang aku dapatkan dari buku ini??

  • Kebenaran tentang membagi hati selama kita pacaran sebelum-sebelumnya, dan ketika kita married akan muncul pertanyaan dari diri sendiri; How many times have I given my heart away in shor-term relationships?
  • Remind myself, seseorang harus mati ketika ia bertemu dengan kehendak Tuhan. Our Ego.
  • Membangkitkan kerinduanku terhadap harapan akan pernikahanku yang akan datang, before got married, show love in another form like self control, patience.
  • This statement so true : The Joy of Intimacy is The Reward of Commitment.
  • Self control isn't enough- apalagi saat sebenarnya Tuhan katakan 'tidak' sejak awal. (Karena kompromi adalah permulaan kejatuhan kita dalam dosa)
  • Intimacy without commitment is defrauding. Intimacy without friendship is superficial, A relationship based solely on physical attraction and romantic feelings will last only as long as the feelings last.
  • Just because lips have met doesn't mean hearts have joined. And just because two bodies are drawn to each other doesn't mean two people are right for each other. A physical relationship doesn't equal love.
  • Biasakan cek hati dan motivasi kita saat dekat dengan lawan jenis, apakah itu hanya untuk kepuasan nafsu kita atau untuk kemuliaan Allah dinyatakan?
  • Our feelings can lie to us. We shouldn't allow them to set the tone or the pace for our relationships. Instead, we need to allow God's Word and patience and selflessness to guide us.
  • Reminding me about the art of waiting.
  • The right thing at the wrong time is the wrong thing. Just because something is good doesn't mean we should pursue it right now.
  • The key to contentment is Trust.
  • Living a pure life before God requires the teamwork of your heart and your feet.
  • Reminding me, We need each other (our Cell group) to counsel us, to provide encouragement, correct our step.
  • Hustle while you wait.
In the end, pesanku adalah untuk setiap orang yang sedang membangun hubungan atau yang lagi memikirkan untuk membangun hubungan, relationship without commitment to get married with your boyfriend/girlfriend will waste your time, energy, money, its useless.
Think about it again, and again. Generasi selanjutnya akan jadi hebat atau tidak ditentukan dari pilihanmu hari ini, siapa pasangan yang kamu pilih untuk menghabiskan 40tahunmu ? Apakah dia benar-benar bisa menjadi ayah/ibu yang baik buat anak2mu? Wake up! lihat sekelilingmu, angka perceraian semakin naik tajam, karena keputusan untuk menikah terlalu dianggap enteng.
Jadikan pernikahanmu menjadi one way tripmu yang tidak akan pernah kau sesalkan.
#YOUCHOOSE


Sincere,


Friday, October 28, 2016

My God - Whom I Worship and Adore


Setiap kita pasti sudah mengerti bahwa di dalam hidup kita ada masa-masanya tersendiri. Ada masa kita mengalami bahwa semuanya begitu sangat baik, ada masa dimana semuanya terlihat begitu buruk, ya, kita semua pernah mengalami masa seperti itu.

Aku dan kamu, pernah mengalami hal yang buruk, hal yang baik, hal yang sangat baik, hal yang begitu buruk, tapi itulah hidup.
Seperti yang dikatakan didalam Kitab Pengkotbah, bahwa segala sesuatu dibawah kolong langit ada masanya :)

" Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. " - Pengkotbah 3:1

Setahun yang lalu, pada tahun 2015 bulan Maret sampai dengan April aku mengalami stress berat karena tekanan yang diberikan oleh pekerjaanku. Ini adalah kali pertama dalam hidupku, aku sangat lelah saat pulang kerumah lalu tertidur sambil menangis.
Ini dia, masa yang tidak pernah aku lupakan- masa dimana hatiku menjadi tawar.

So, here's my story....


Suatu hari di minggu terakhir bulan Maret 2015 lalu, aku mendapatkan kabar yang mengejutkan. Ada deadline laporan yang harus aku kerjakan dan harus selesai paling lambat tanggal 30 April. Untuk mengerjakan laporan ini, aku betul-betul sangat buta, karena tidak ada sama sekali catatan pengalamanku dibidang ini. Dengan pribadiku yang terlalu menutup diri ini, aku akhirnya kesulitan untuk meminta bantuan kepada teman sekerjaku. 

Aku mengerjakannya sendiri, terlihat bisa, namun sebenarnya aku sangat tertekan didalam batinku. 
Ada moment dimana aku sangat-sangat kuatir akan deadline yang semakin mendekat, sampai-sampai aku terbawa mimpi.
Beberapa kali aku absen dari kuliahku, untuk aku pilih lembur. Pikirku, pekerjaan adalah prioritas utamaku. 

Beberapa kali aku bekerja sampai larut malam di kantorku. Masalah utamanya adalah, ketika aku mencoba mengerjakan laporan dengan melihat laporan tahun lalu, ternyata semakin banyak masalah yang aku temukan. (Laporan yang aku kerjakan harus berkaitan dengan laporan sebelumnya).

Terus mencari, dan mencari solusi, hatiku semakin lelah, batinku sangat-sangat lelah, tapi aku terus berkata kepada diriku; Kamu bisa yun. Semakin aku berkata kepada diriku, bahwa aku bisa, semakin aku merasa bahwa ini bukanlah pertarunganku, aku berpikir mungkin Tuhan telah salah mempercayakan aku porsi seperti ini, kenapa harus aku? 
Tapi, dalam hati yang penuh kesesakan, aku coba yakinkan diriku, mungkin aku kurang mengandalkan-Nya, dan aku berkata lagi kepada diriku; yun, andalkan Tuhan.

Aku bukan tipe orang yang akan cerita semua bebanku terhadap siapapun, tidak ada yang tahu selain Tuhan. Suatu kali, aku sangat lelah sampai aku tak tahan dan menangis sendiri, suatu kali ketika aku lelah saat pulang, aku merebahkan diri sambil menangis dan berbicara kepada Tuhan.

Saat itu aku cuman bisa berkata; Aku lelah dengan semua ini...

Sejak masa-masa sulit itulah, perlahan kehidupanku semakin down. Hubunganku dengan-Nya menjadi semakin sulit, aku mulai berpacaran, aku menurunkan value-valueku, banyak hal yang terjadi setelah itu..

Tapi terhadap segala tindakanku yang menyakiti-Nya, Ia tetap Allah yang penuh dengan kasih dan setia. (Mau nangis ngetiknya :") ) Ya, Dia tidak sekalipun meninggalkanku, seperti yang telah dijanjikan-Nya pada tanggal 30 Maret 2013 lalu, He will never let me go. 

Pada awal tahun 2016, hubunganku dengan Tuhan perlahan membaik, entah apa yang terjadi....rasanya seperti....semua selumbar dimataku berguguran, I once was Lost but now am found, was blind but now I see. aku kembali kepelukan-Nya, aku memutuskan pasanganku, karena aku tahu bahwa Allah tidak menghendaki aku bersama dengan dia.

Terkadang, aku sangat menyesal kenapa aku begitu tidak mendengarkan apa perkataan-Nya, jelas-jelas Tuhan begitu mengasihiku, tapi sungguh, aku terkesima dengan cara-Nya mengasihiku.
Dia tidak sekali-kali memaksakan kehendak-Nya kepadaku, tapi Dia pribadi yang sangat mengerti akan keputusanku even itu melukai Dia sangat banyak.....

Saat aku pacaran dulu, aku tidak merasa benar-benar terhibur, selalu ada yang kurang, karena saat itu aku sedang jauh daripada-Nya, dan aku menyadari hal itu. Aku mengerti, bahwa mungkin di tahun 2015 merupakan masa-masa sulitku, tapi aku percaya bahwa segala sesuatunya memang ada masanya, aku tidak perlu merasa tertuduh, tapi aku berkeputusan untuk belajar dari semua itu. Sebab segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia.

Karena aku tahu, Allah memelihara hidupku.....


Setelah aku mengalami kejadian tsb, aku memahami bahwa disaat masa-masa sulitku, penghiburan-Nya melegakan hatiku. Hanya Dia yang mampu, tiada yang seperti Dia, dan tidak akan pernah ada.

Psalms 94:19

Pesanku, jangan pernah menyerah dan ketahuilah bahwa Ia adalah Allah yang penuh kasih setia, Dia tidak pernah meninggalkanmu even dimasa tersulitmu sekalipun. 

Bless you!




Tuesday, September 27, 2016

Passion and Purity Book Review


Seperti yang pernah aku janjikan beberapa bulan yang lalu, ini dia book review dari buku yang beberapa waktu lalu aku tamatkan Hoho..
"Passion and Purity" ditulis oleh Elisabeth Elliot.
Versi English
Versi Indonesia
Tidak seperti buku Let me be a woman yang terjemahannya masih agak tidak sempurna, buku passion and purity yang versi Indonesia ini cukup mudah dipahami bahasanya. Terima kasih buat bagian penerjemah buku! Hehe

Aku suka sekali baca buku Passion and Purity ini, aku menghabiskan dalam waktu 44hari karena aku mendisiplinkan diriku untuk membaca hanya satu bab per hari, manfaatnya aku jadi bisa lebih merhema sama buku ini. Mungkin kalian bisa mencobanya :)

Terkadang terlalu banyak hal yang kita dapatkan diotak kita, membuat kita menjadi tidak dapat menyimpan dengan baik, malah jadinya mungkin cuman ingat hanya sedikit bagian (padahal banyak sekali pelajaran yang bisa kita petik) haha. Jadi aku encourage buat yang suka baca, apalagi buku tersebut banyak memberi pengetahuan dan penguatan dsbnya agar mencoba untuk membacanya per bab per hari.

Dimulai ya book reviewnya.
Passion and Purity ini adalah kisah bagaimana Elisabeth dan Jim bertemu, menantikan Tuhan, dan bagaimana mereka akhirnya bersatu didepan Altar. 
Aku suka sekali membaca buku ini, bahkan aku ikut tertawa geli di bab tertentu akibat kekonyolan Elisabeth dan Jim (ya meskipun apa yang mereka lakukan itu adalah hal yang sangat wajar).
Buku ini bukan hanya tentang perjalanan mereka, tapi bagaimana Allah menjadi Allah di dalam kehidupan mereka, di dalam pelayanan mereka, di dalam kehidupan percintaan mereka. >.<

Buku ini bisa dibaca oleh pria juga loh!

Apa saja yang aku dapatkan dari buku ini?
- Sebuah pelajaran penting mengenai arti kekudusan dan hasrat. Bagaimana memeranginya? Bukan. Bagaimana semua itu hanya sampah dan tidak lebih berharga daripada kedambaan kita terhadap-Nya. 
- Menempatkan Allah sebagai pribadi yang berdaulat atas setiap detail kehidupan kita.
- Menyingkapkan bagaimana kebobrokan manusia pada zaman ini mengenai "kemurnian", yang seharusnya dilindungi dengan menghargainya sebagai pemberian dari Tuhan namun menyepelekannya dan membuat kemurnian bukanlah suatu hal yang begitu penting.
- Ketaatan yang terlahir di dalam hati yang berserah dan berseru kepada Allah.
- Mengajar kita bagaimana mengejar kemurnian dan hidup taat terhadap apa yang Allah kehendaki dalam kehidupan kita.
- Dan buku ini membuat aku menjadi semangat untuk benar-benar sungguh-sungguh mengejar hidup kudus dihadapan Allah dimulai dari saat ini, dan buku ini membuat aku mengerti betapa indahnya dan betapa bahagianya ketika kita mengejar kekudusan karena kita rindu melihat Allah.

Jujur saja, aku sangat jatuh cinta pada pribadi Jim sekalipun dibuku ini dia melakukan kesalahan tapi aku sangat terpesona dengan apa tindakan selanjutnya yang dia lakukan, bagaimana hatinya kepada Tuhan. Bagaimana aku bisa tau? di buku ini banyak catatan surat dari Jim guys! >.<

Aku sangat encourage buat kalian untuk membaca buku ini, ini bisa membantu kita menyelamatkan kita dari dosa terhadap kemurnian, dan membantu kita semakin mengejar hidup kudus dihadapan Allah. Bukankah sesuatu yang baik untuk kita belajar dari seseorang yang sudah pernah melaluinya? hehe.
:)
(maaf aku tidak terlalu banyak memberi catatan, karena aku tidak mau spoiler...HOHO)


God Bless!



Thursday, September 8, 2016

Worship

But the time is coming-indeed it's here now-when true worshipers will worship the Father in spirit and in truth. The Father is looking for those who will worship him that way. ( John 4:23 NLT)

Beberapa bulan yang lalu, saat aku sedang menyembah Tuhan di ibadah, lagu penyembahan begitu dalam dan dalam...mungkin beberapa sudah terhanyut akan percakapannya dengan Tuhan, mungkin ada yang sedang disibukkan dengan pikirannya yang terus bermain diluar ruangan ibadah...banyak kondisi yang berbeda-mungkin. Aku terhanyut dengan lagu yang semakin menyatakan apa yang aku rasakan terhadap Allahku saat itu, lalu tiba-tiba ada perenungan yang dalam mengenai penyembahan.

Sekejap, Aku merenungkan ini; mungkin kita pernah mendengar orang-orang mengatakan "duh, lagunya gak ngangkat" atau "duh WL nya kok bukan si ini sih, padahal dia lebih enak bawanya" atau "duh, lagunya lagu lama jadi males" atau "duh, kok gue gak ngalamin hadirat Tuhan ya." atau "duh, gue gak hafal lagu ini." atau " gue maunya lagu lain padahal"

Tuhan bertanya kepadaku; Seperti apakah penyembahan itu menurutmu? Seperti apakah menyembah Tuhan itu menurutmu?

Aku saat itu hanya bisa tenggelam dengan apa yang kurenungkan, dan aku hanya dapat menjawab; yang pasti apa yang orang-orang tsb ucapkan menunjukkan mereka sudah salah arti mengenai "menyembah Tuhan".

Bagaimana menurut kalian ?

Menurutku secara pribadi, ketika kita menyembah Tuhan sebenarnya tidak ada lagi ruang mengenai kita, karena seharusnya fokus kita ya menyenangkan Tuhan dengan korban persembahan kita-yaitu hati kita, dengan menyembah di dalam roh dan kebenaran.

" Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." ( Matius 6:21)
Sejak saat itu pun aku tertegur, jika aku mengatakan bahwa aku tidak dalam keadaan baik untuk menyembah Tuhan, sebenarnya penyembahan itu kuperuntukkan kepada siapa? kenapa nafsu dan keinginanku sendirikah? atau untuk Tuhan ?

Menyembah di dalam roh, apakah perkataan-perkataan di atas menunjukkan kita sudah menyembah Tuhan di dalam roh? 
Menyembah di dalam kebenaran, apakah perkataan-perkataan tersebut mengandung kebenaran?

Mari kita refleksikan terhadap diri kita masing-masing, apakah kita sudah benar-benar hidup menyembah Tuhan di dalam roh dan kebenaran? apakah kita mengerti apa arti menyembah Tuhan?

God Bless!