Blogger templates

Showing posts with label Be blessed. Show all posts
Showing posts with label Be blessed. Show all posts

Monday, January 30, 2017

There is no more; Condemnation


It's 12.06 AM 
January 30th, 2017

Post ini diketik dikala pikiran akan perjuangan di masa yang lalu terbesit kembali, yang dipicu oleh sebuah perbincangan dalam kelompok kecil kemarin malam. 

Title post ini pun seharusnya sudah dapat menggambarkan apa yang mau aku ceritakan. Ya, Mengenai Hukuman.

Orang Kristen pada umumnya harusnya mengetahui bahwa hakim kita hanya satu,yaitu Tuhan.
Kita tidak dapat menghakimi atau menghukum orang atas kesalahan yang orang lain perbuat.
Tapi, terkadang....permasalahannya bukan kita menghukum orang lain atau menghakimi orang lain, tapi kita seringkali tanpa sadar menemukan, diri kita sendiri menghakimi dan menghukum diri sendiri.

Tahun 2012 aku bertobat, bukanlah hal yang mudah sama sekali untuk lepas dari jerat masa lalu dan penyesalannya.
Sejak tahun 2012 sampai akhirnya 2015 akhir.
Aku bergumul dalam rasa tertuduhku......
Ya,kerap kali setiap aku mengalami kegagalan, entah itu dalam perkuliahanku,pelayananku, pekerjaan, keluarga, aku kerap menghukum diriku dengan begitu berat..

Sampai suatu waktu di tahun 2014 aku menyadari bahwa aku, hidup dalam ketertuduhanku....dan tanpa sadar, aku menjadikan diriku sebagai Tuhan atas diriku.

Kita tahu bahwa, kita tidak akan pernah bisa menjadi Tuhan. 
Inilah kenapa, kita tidak akan pernah bisa dengan benar menghukum diri kita untuk jera dari membuat kesalahan atau lepas dari kegagalan...

3 Tahun.....
Hidup dalam penyesalan, ketertuduhan.

Tuhan berkali-kali menegurku dan memintaku untuk melepaskan diriku dari jerat yang aku kenakan kepada diriku sendiri ini, namun aku tidak mendengar bahkan tidak sadar.

Saat itu, aku ingat sekali, betapa beratnya hati dan jiwaku tiap aku melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan..
Aku sering men-push diriku sendiri untuk menjadi diri yg lebih baik dari ini...kelihatan baik, tapi ternyata yang baik memang tidak selalu benar.

Memang benar, jika....
Bagaimana kita memandang diri kita, begitu pula yang akan kita lakukan terhadap diri kita sendiri, dan orang lain akan mengikuti.

Beberapa tahun yang lalu, aku salah mengukur diriku sendiri, yaitu mengenakan ukuran manusia, bukan ukuran Kristus.
Alhasil, aku akhirnya terperangkap dalam jerat si pencuri.

Diriku sendiri tidak menerima kegagalan, Tapi Kristus menerima, dan meminta untuk terus bangkit dan menjadi lebih baik..

Aku memandang kegagalan sebagai ketidakmampuanku, tapi Tuhan memandang kegagalan sebagai cara agar anak-anakNya memperoleh pelajaran dan berjuang menjadi lebih baik.

1 Yohanes 3:21 berkata
Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah.

Penuduhan datang dari dunia membuat kita menjauh dari Allah.
Ya, saat hatiku menuduhku, aku kerap kali menjadi tidak berani menghadap kepadaNya, aku merasa gagal, dan tidak layak. (Tapi bukankah, sebenar apapun kita, kita tidak pernah layak? Karena dosa sudah mencemari manusia,dan kita telah kehilangan kemuliaan Allah?? Kita tidak layak, tapi kita dilayakkan.)

Selama 3 tahun hidup dalam lembah yang kelam, bangkit jatuh dan bangkit...akhirnya, tiba saat mataku tersingkapkan.
Dan aku mulai bisa melihat kebenaran...

"..Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan"        -Galatia 5:1

Kita sering melupakan kebenaran ini; Kita telah dimerdekakan.
Dan banyak sekali orang Kristen terjerat dalam perangkap yang sama seperti yang aku alami 1 tahun yang lalu..
Bagaimana cara aku survive dari pergumulan itu?
Jawabanku ada pada Amsal 28:13
"Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi."
Suatu hari, aku tersadar bahwa hanya kesia-siaan dan membuang waktu saat aku terus hidup berkubang pada rasa tertuduhku, pada akhirnya itu tidak membawaku kembali menjadi lebih baik ataupun kuat. Aku mengerti, bahwa Tuhan mengerti kegagalanku dan menerimaku seutuhnya kembali,tapi Ia yang Setia, juga Ia yang Adil.

Akui,dan tinggalkan.
Akui jika kita gagal, kita melakukan kesalahan, dan tinggalkan hal buruk itu dibelakang. Tinggalkan dosa itu, dan berjalan kembali kepada Allah.

Akui bahwa kita lemah,dan membutuhkan kasih karunia daripada Allah yang memampukan kita untuk terus berjuang.
Akui bahwa hanya oleh kekuatan yang diberikan oleh-Nya, yang memampukan kita untuk melakukan apa yang disenangi-Nya. (Filipi 2:13)

Jangan lupakan bahwa kemerdekaan yang diberikan, bukan agar kita dapat menyalah gunakan kemerdekaan itu, tapi berbuat baiklah dan layanilah orang lain (Read: Galatia 5:13)

Perkuat hidup kita, dengan perkuat roh kita, Dosa sangat dekat dengan keinginan daging, karena keinginan daging berbuah kepada kejahatan dan tidak takluk kepada Allah...
Perkuat roh kita dengan makanan rohani;Firman Allah (Read; Matius 4:4)

Kuncinya;
Sadarlah, bahwa hanya kesia-siaan jika terus hidup dalam ketertuduhan, bangkitlah, bukan hanya dirimu seorang yang mengalami kegagalan, kamu tidak pernah berjuang sendirian, bangkit dan percaya bahwa kamu bisa menjadi lebih baik bersama-sama dengan kasih karunia yang Allah berikan. 
Because, Love conquers all

Cheer up!


Tuesday, November 22, 2016

Book Review : I Kissed Dating Goodbye


Hy, guys!
Hari Sabtu kemarin aku akhirnya menyelesaikan bacaanku yang telah sekian lama aku baca >.< 
Harusnya buku ini bisa selesai dibaca dalam waktu yang tidak begitu lama :/ 
Tapi karena bukunya bahasa inggris, aku perlu konsentrasi extra saat membacanya :P

Ini diaa....
Tarararaaaaaaa!!!!

 

I Kissed Dating Goodbye ditulis oleh Joshua Haris yang adalah seorang pastor di Covenant Life Church. Dia menulis banyak buku seperti Boy Meets Girl, Dug Down Deep, dll.
Anyway, ternyata buku yang aku baca sebelumnya (Passion and Purity) disebutkan dibuku ini loh. Ternyata Joshua Haris pun membaca buku karangan Elisabeth Elliot ini :P

Oh iya, ada disebutkan pula nama Eric dan Leslie disini >.< 
Sepertinya mereka berbagian dalam pelayanan yang sama.

Untuk Detail isi buku ini, aku akan sedikit jelaskan, bahwa buku ini bukan berisi tentang hubungan dan hubungan, tapi dia banyak mencakup hal terutama yang seringkali kita lupakan, yaitu; berjalan bersama Allah dengan hidup didalam kehendak-Nya.

Buku ini membawa aku lebih dalam lagi mengenai esensi suatu hubungan, baik itu berteman, bersahabat, maupun berpacaran.
Hal-hal yang telah disinggung oleh beberapa buku rohani sebelumnya yang aku baca, menjaga hidup kita di dalam relationship (secara umum) bukan hanya berbicara tentang apa value kita, tapi apa kata Firman mengenai hubungan yang kita jalanin. Apa dasar yang kita bangun? Apa motivasi dari menjaga hubungan ?

Buku ini akan membuatmu menggali lebih dalam lagi, mengenai motivasimu, kelemahanmu, dan dibuku ini banyak memberi contoh mutlak yang membuat kita merasa bahwa aku tidak sendiri dalam melakukan kesalahan ini....namun, apakah keputusan yg harus aku lakukan? dengan cerita-cerita nyata yg disebutkan dibuku ini, akan mengguide kita untuk mempertimbangkan setiap pilihan dan langkah yang kita ambil..

Itu gambaran besarnya.

Nah, buatku sendiri secara pribadi.
So far buku ini banyak mencakup nilai-nilai yang pernah aku dapat dari buku-buku sebelumnya, seperti: lady in waiting, when God writes your love story, passion and purity, let me be a woman.
Nilai dan hal apa sajakah yang aku dapatkan dari buku ini??

  • Kebenaran tentang membagi hati selama kita pacaran sebelum-sebelumnya, dan ketika kita married akan muncul pertanyaan dari diri sendiri; How many times have I given my heart away in shor-term relationships?
  • Remind myself, seseorang harus mati ketika ia bertemu dengan kehendak Tuhan. Our Ego.
  • Membangkitkan kerinduanku terhadap harapan akan pernikahanku yang akan datang, before got married, show love in another form like self control, patience.
  • This statement so true : The Joy of Intimacy is The Reward of Commitment.
  • Self control isn't enough- apalagi saat sebenarnya Tuhan katakan 'tidak' sejak awal. (Karena kompromi adalah permulaan kejatuhan kita dalam dosa)
  • Intimacy without commitment is defrauding. Intimacy without friendship is superficial, A relationship based solely on physical attraction and romantic feelings will last only as long as the feelings last.
  • Just because lips have met doesn't mean hearts have joined. And just because two bodies are drawn to each other doesn't mean two people are right for each other. A physical relationship doesn't equal love.
  • Biasakan cek hati dan motivasi kita saat dekat dengan lawan jenis, apakah itu hanya untuk kepuasan nafsu kita atau untuk kemuliaan Allah dinyatakan?
  • Our feelings can lie to us. We shouldn't allow them to set the tone or the pace for our relationships. Instead, we need to allow God's Word and patience and selflessness to guide us.
  • Reminding me about the art of waiting.
  • The right thing at the wrong time is the wrong thing. Just because something is good doesn't mean we should pursue it right now.
  • The key to contentment is Trust.
  • Living a pure life before God requires the teamwork of your heart and your feet.
  • Reminding me, We need each other (our Cell group) to counsel us, to provide encouragement, correct our step.
  • Hustle while you wait.
In the end, pesanku adalah untuk setiap orang yang sedang membangun hubungan atau yang lagi memikirkan untuk membangun hubungan, relationship without commitment to get married with your boyfriend/girlfriend will waste your time, energy, money, its useless.
Think about it again, and again. Generasi selanjutnya akan jadi hebat atau tidak ditentukan dari pilihanmu hari ini, siapa pasangan yang kamu pilih untuk menghabiskan 40tahunmu ? Apakah dia benar-benar bisa menjadi ayah/ibu yang baik buat anak2mu? Wake up! lihat sekelilingmu, angka perceraian semakin naik tajam, karena keputusan untuk menikah terlalu dianggap enteng.
Jadikan pernikahanmu menjadi one way tripmu yang tidak akan pernah kau sesalkan.
#YOUCHOOSE


Sincere,


Thursday, September 8, 2016

Worship

But the time is coming-indeed it's here now-when true worshipers will worship the Father in spirit and in truth. The Father is looking for those who will worship him that way. ( John 4:23 NLT)

Beberapa bulan yang lalu, saat aku sedang menyembah Tuhan di ibadah, lagu penyembahan begitu dalam dan dalam...mungkin beberapa sudah terhanyut akan percakapannya dengan Tuhan, mungkin ada yang sedang disibukkan dengan pikirannya yang terus bermain diluar ruangan ibadah...banyak kondisi yang berbeda-mungkin. Aku terhanyut dengan lagu yang semakin menyatakan apa yang aku rasakan terhadap Allahku saat itu, lalu tiba-tiba ada perenungan yang dalam mengenai penyembahan.

Sekejap, Aku merenungkan ini; mungkin kita pernah mendengar orang-orang mengatakan "duh, lagunya gak ngangkat" atau "duh WL nya kok bukan si ini sih, padahal dia lebih enak bawanya" atau "duh, lagunya lagu lama jadi males" atau "duh, kok gue gak ngalamin hadirat Tuhan ya." atau "duh, gue gak hafal lagu ini." atau " gue maunya lagu lain padahal"

Tuhan bertanya kepadaku; Seperti apakah penyembahan itu menurutmu? Seperti apakah menyembah Tuhan itu menurutmu?

Aku saat itu hanya bisa tenggelam dengan apa yang kurenungkan, dan aku hanya dapat menjawab; yang pasti apa yang orang-orang tsb ucapkan menunjukkan mereka sudah salah arti mengenai "menyembah Tuhan".

Bagaimana menurut kalian ?

Menurutku secara pribadi, ketika kita menyembah Tuhan sebenarnya tidak ada lagi ruang mengenai kita, karena seharusnya fokus kita ya menyenangkan Tuhan dengan korban persembahan kita-yaitu hati kita, dengan menyembah di dalam roh dan kebenaran.

" Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." ( Matius 6:21)
Sejak saat itu pun aku tertegur, jika aku mengatakan bahwa aku tidak dalam keadaan baik untuk menyembah Tuhan, sebenarnya penyembahan itu kuperuntukkan kepada siapa? kenapa nafsu dan keinginanku sendirikah? atau untuk Tuhan ?

Menyembah di dalam roh, apakah perkataan-perkataan di atas menunjukkan kita sudah menyembah Tuhan di dalam roh? 
Menyembah di dalam kebenaran, apakah perkataan-perkataan tersebut mengandung kebenaran?

Mari kita refleksikan terhadap diri kita masing-masing, apakah kita sudah benar-benar hidup menyembah Tuhan di dalam roh dan kebenaran? apakah kita mengerti apa arti menyembah Tuhan?

God Bless! 

 



Saturday, July 23, 2016

Journey between Us : Specifically

Journey between Us
Beberapa minggu lalu, Tuhan memintaku untuk menulis hal ini di dalam blogku, The beginning adalah benar-benar awal aku bertobat dan menerima Yesus dengan sungguh-sungguh. Dan Tuhan minta aku menuliskannya secara spesifik. So Here the story....


Aku sudah menjadi Kristen sejak aku kecil, mengikuti keluargaku ikut ke gereja sejak aku kecil.
Ayahku bukanlah Kristen, tetapi dia meminta anak-anak dan keluarganya masuk dalam Kristen.
Aneh bin ajaib. HAHA
Aku rasa ini namanya sebuah takdir yang tidak akan pernah ditentang oleh siapapun.

Saat aku SD, aku berpindah ke gereja yang orangtuaku ajak, dan aku kesekolah minggu tidak begitu rajin, hanya saat ada event asyik dan bisa bermain. HAHA dasar anak-anak.

Saat aku kelas 5/6 aku dibaptis di sebuah gereja, yang jadi tempat dimana kakak perempuan yang ke3 ku dan mamaku dibaptis, aku ingat tanggal baptisku itu 2 Desember 2004.
Tapi saat itu, aku tidak benar-benar sudah terima Yesus dengan sungguh-sungguh. Tidak.

Digerejaku ini, aku mulai masuk dalam pelayanan perjamuan kudus, berbagian dalam persekutuan doa, mengikuti pelatihan anak muda, belajar bersaksi di ibadah umum.
But, so sad to say this.. Aku tidak benar-benar kenal siapa Dia.
Aku melakukan kesemua hal, tanpa aku memandang Dia, karena Aku tidak benar-benar mengenal Dia.

Saat SMP, aku bersahabat dengan ketiga teman yang sangat ekstrovert, jujur aku sebenarnya dari kecil sangat introvert. Akhirnya, kedua temanku ini mengajakku untuk ikut komunitas sel dari komunitasnya.
Saat itu, katanya salah seorang temanku terkena sakit batu ginjal, aku lupa apa penyakitnya, intinya dia harus cuci darah setiap minggu.. dan saat itu mereka, kami semua berdoa dan menumpangkan tangan buat dia, dan mendoakan kesembuhan buat temanku ini.

Beberapa waktu kemudian, temanku ini bercerita bahwa penyakitnya sudah sembuh. Entah, aku tidak percaya benar atau tidaknya dia sakit sebenernya hahaha.. Akhirnya aku komsel hanya ikut 4kali, karena kabarnya komsel itu bubar.

Lalu, semenjak itu, aku berjelajah ke gereja-gereja. Aku mencari tahu siapa Dia.
Aku mau mengenal Dia, jadi aku mencoba mencarinya kemana-kemana..3 Gereja  lebih telah aku datangi, tapi aku tidak menemukan siapa Dia. Aku sedih, suatu hari di moment khusus disebuah gereja, aku melihat wanita disebelahku menangis sambil menyembah Tuhan, ada bahasa aneh yang aku tidak mengerti.
Disitu aku tau, itu adalah bahasa roh
Di gerejaku, tidak ada bahasa roh, jadi aku akhirnya coba mempelajari bahasa ini.. karena sepertinya karena bahasa ini, aku mungkin lebih bisa mengenal Dia. Jadi suatu malam, aku duduk sendiri dalam kamarku, menyanyikan lagu haleluya sebanyak 12kali, aku mendengar dari seorang teman atau darimana sumbernya aku agak lupa, katanya kita akan dapat berbahasa roh dengan menyanyikan lagu haleluya sebanyak 12kali.

LOL

Ini sebenarnya agak konyol buatku, dan benar saja. Aku tidak mendapatkannya. Aku menyerah, akhirnya aku melanjutkan hidup tanpa mencoba mencari dan mengenal pribadi ini.
Kembali ke gerejaku, aku lakukan apa yang aku mau lakukan dan aku bisa lakukan.

Menginjak SMK, aku diajak salah satu sahabatku untuk ke gereja yang terkenal dengan pendeta muda yang suka membuat orang muntah. wkwk. namanya Moses.
Sejak itu, aku takut dan menghindari gereja ini, tapi aku menerima ajakan temanku sekali untuk ke gereja ini. Dan tidak ada hal yang spesial yang aku alami saat itu.

SMK akhir, tahun 2011, aku diputuskan pacarku, dan aku merasa hancur karena aku sudah sangat serius dengannya. Aku bingung kepada siapa aku harus mencurahkan hatiku yang hancur ini, pertama kalinya ketika aku patah hati, aku tidak bisa tidur semalaman dan dadaku saat itu begitu sesak (Daebak!)
Nafsu makan menghilang, tapi hebatnya, dengan hikmatku, aku tetap mempertahankan nilai pelajaranku. Pikirku, aku harus bisa profesional wkwk.

Tahun 2012 awal, aku kerumah salah seorang teman sekelasku, dia adalah salah satu pemimpin di gereja yang aku sebut ada pendeta muda itu. HAHA. Aku membantu temanku ini untuk mengerjakan tugas akuntansi saat itu, dan entah.... yang aku ingat saat itu aku tiba-tiba menangis sesegukan, aku mungkin lupa kenapa bisa seperti itu, bagaimana awalnya, tapi aku ingat betapa sakit dan hancurnya aku saat itu.

Dan entah apa yang aku katakan kepadanya, sejak itu dia mencoba membantuku untuk move on, dan kami sejak itu menjadi seorang sahabat. Aku bisa katakan ini, orang ini adalah salah seorang yang paling berarti dalam journeyku bersama Tuhan, karena dia, aku akhirnya mengenal pribadi ini.

Saat itu, di hari minggu, seperti biasa. Temanku ini mengadakan komsel dirumahnya, dan saat penyembahan, tiba-tiba ada salah satu teman dekat dari sahabatku ini menghampiriku dan berbisik ayat Yesaya 43:4
"Karena engkau berharga.." dan seketika aku mengucurkan airmataku, aku tidak pernah mengerti kenapa hanya dibisikkan kata itu, aku bisa mengucurkan airmata seperti air mancur ini. Saat itu aku cuman dapat mengatakan, You got it Lord. Tuhan menemukan kunci dari hatiku. 

Dan aku menangis tiada henti-hentinya, aku hancur tapi aku ditemukan-Nya dan dipeluk-Nya. Itu yang kurasakan saat itu..


How precious is Your unfailing love, O God! All humanity finds shelter in the shadow of Your wings.

  Sejak hari itu, aku akhirnya ke gereja sahabatku ini, tapi tidak berhenti disana, sekalipun Tuhan banyak bicara padaku saat itu, tapi....mantanku terus menghantui hidupku, dia terkadang suka tarik ulur dengan hatiku... </3 
Jadi aku sering goyah dan rasanya tidak enak jika aku masih mencoba mendekat kepada Tuhan karena hal ini. Mantanku ini, bukan seorang yang memeluk agama yang biasa, banyak orang bilang sektenya adalah sekte sesat, tapi aku rela melepas Tuhan agar aku bisa bersama dia.... Bodoh.

Tapi itu kenyataannya...
20 Agustus 2012 aku coba untuk melepas Tuhan, dan aku kembali kepada mantanku ini.
Tapi karna suatu tragedi, aku dan dia akhirnya berpisah....aku sadar, perasaanku tidak benar-benar setulus itu lagi kepadanya.. ada yang berubah..

Dan akhirnya kami berpisah dan sejak saat ini tidak pernah bertemu lagi.
Sejahat dan sekejam apa pun dia, aku bersyukur karena dia, aku banyak belajar sesuatu, aku tidak mau lagi dikontrol oleh perasaanku, dan aku lebih berpikir luas dan tidak sempit. Oh! dan aku mengenal Tuhan karena dia mematahkan hatiku. (Thanks to you!)

21 Agustus 2012 aku memutuskan untuk ikut Tuhan and never leave His side.
Until now, mungkin terkadang aku ingin melepaskan diri karena aku terlalu sering menyakiti hati-Nya, tapi entah kenapa aku sadar aku tidak pernah bisa hidup tanpa-Nya.

I love You so much Lord, aku tidak pernah mengatakan ini sejak aku putus dari mantanku ini, dan ini khusus diperuntukan untukMu.


But let the godly rejoice. Let them be glad in God's presence. Let them be filled with joy.
Jadi, inilah cerita dibalik kenapa aku merasa bahwa Dia saja cukup, aku telah mencari-Nya kemanapun, aku menantikan-Nya namun aku tidak menemukan-Nya, sampai akhirnya Dia yang menemukanku. Dan dalam kehancuranku Ia memeluk hatiku dan mengatakan aku berharga.

Bukankah Ia begitu manis? <3 


I walk by faith, and not by sight.
Tidak akan pernah mudah untuk mengasihi-Nya, tapi menantikan-Nya membuat aku disegarkan.
I love love love love Him so much.


"But those who trust in the Lord will find new strength. They soar high on wings like eagles. They will run and not grow weary. They will walk and not faint."

God bless! 

Friday, July 8, 2016

Let Me Be a Woman


Holla!
Kemarin, aku baru menyelesaikan membaca buku ini.
Tarraaaaa!

Jadi, aku berinisiatif menuliskan apa yang aku dapat dengan maksud mensupport teman-teman wanita sekalian untuk segera membeli dan membaca buku ini, oh! para pria juga dapat memberikan ini bagi pasangannya (yang wanita ya! tulen!).

Buku ini aman dikonsumsi bagi wanita yang......
(Lol mengkonsumsi, maksudnya buku ini aman untuk dibaca kok. haha)
Buat segala kalangan, termasuk wanita yang ingin menikah, melajang, yang sedang berpacaran, yang masih single, for preparing urself.

Buku ini gak menceritakan sebagai wanita itu kita harus berpakaian feminim, No. Atau sebagai wanita kita harus berdandan dengan rambut tergerai, No.

Buku ini lebih banyak membahas, sebagai wanita kita diciptakan oleh Tuhan dengan kehendak-Nya yang sempurna tanpa ada kecelakaan pada rancangan-Nya.
Dia memiliki rencana atas penciptaan-Nya, termasuk menjadikan kita sebagai seorang wanita.
So....jangan pernah berkata bahwa dirimu seharusnya dilahirkan sebagai pria.
Karena dengan mengatakannya saja, kita sudah tidak percaya bahwa Allah mampu memberikan kita identitas yang benar.
Tidak mungkin sebuah bejana berkata kepada pembuatnya untuk mengubahnya menjadi sebuah keramik. Tuhan tau untuk apa dan rencana apa yang ada padamu saat Ia menciptakanmu!

Selain membahas bahwa kita seorang wanita, dan kita diciptakan dengan rencana yang indah oleh Pencipta kita, penulis buku ini menuliskan beberapa kunci pernikahan yang berhasil.
Dan ada beberapa  hal menarik yang dituliskannya, yang tidak pernah aku temukan selama ini.
Hal ini sebenarnya simple dan kita harusnya sudah mengetahui ini.

Hal itu adalah:
1) Sebuah pilihan memiliki batas.
Terkadang kita suka mau segala hal yang kita inginkan, padahal konsepnya itu begini: ketika kita memilih A berarti kita tidak bisa memilih B C atau D. Ketika kita memilih untuk menikah dengan James, berarti kita tidak bisa menikah dengan Andrew, Fedro, dll (LOL ) Ketika kita memilih untuk melakukan sesuatu, berarti kita tidak bisa melakukan hal lain saat itu.
2) Apapun Gender kita, kita memiliki keterbatasan.
Dalam jadi wanita atau pria, ada batasan yang Allah berikan sejak kita diciptakan. Jadilah dewasa dengan menerima hal itu, dan hargailah apa yang telah diberikan-Nya. Sulit jika wanita memaksakan untuk mengangkat berton-ton barang dibandingkan pria untuk mengangkatnya, jadilah dewasa untuk menerima bahwa kita sebagai wanita memiliki feminitas dan keterbatasan.
3) Manifestasi apa yang kita percayai.
Kehidupan kita, atau bisa disebut bagaimana kita sehari-hari memanifestasikan apa yang kita percayai, kebenaran apa yang kita miliki.
4) Bersyukur!
Bersyukurlah atas apa yang sudah Tuhan berikan dalam hidup kita, dan jangan biarkan apa yang tidak diberikan/belom diberikan merusak apa yang sudah diberikan.
5) Pendosa, Pria, Suami dan Pribadi.
Prinsip ini begitu esensi sekali, karena dia menjelaskan untuk kita ingat siapa yang kita nikahi kelak.
Bahwa dia adalah 4 hal ini. (sebaiknya yang penasaran, beli dan baca buku ini. haha. ini sangat membantu buat yang suka ribut karena hal-hal kecil dan yang rumah tangganya mungkin lagi bermasalah)
6) Seni dari Penundukan Diri.
Seorang wanita diberi penundukan diri kepada suami, oleh Allah. Bukan untuk membuat wanita menjadi kelihatan lemah atau terinjak,Tapi penundukan diri menjadi panggilan untuk kita.
7) Apa itu Seks secara alkitabiah.
Seks bukanlah hal yang sangat penting dan utama, meskipun itu penting, tapi seks harus dikendalikan.Seks tidak dapat memberi kepuasan tertinggi, tapi hanya kehendak Allah lah yang memberi kepuasan tertinggi.

Banyak lagi yang dia bahas dan sangat memberkatiku.
So, aku berharap teman-teman bisa mendapatkan buku ini dan membacanya bukan hanya sebagai pengetahuan saja, tapi boleh dipraktekkan dalam kehidupan dan perenungan terus-menerus!

Bless you!

Wednesday, July 6, 2016

Want You?



Sebenarnya hal ini sudah ku alami beberapa waktu yang lalu, tapi rasanya masih fresh untuk diceritakan.

Tahun 2014 lalu atau menjelang tahun 2015 aku mendapat banyak kritikan dari beberapa teman komunitasku, mengenai beberapa hal.
Waktu itu kondisinya aku lagi dalam tertekan karena pekerjaan dan hubungan sama Tuhan akhirnya drop banget.
Dan tadi aku baru kelar dengar kotbah pendeta J.R ini, dan bener banget pas dia bilang kalau hubungan kita sama Tuhan menentukan bagaimana hubungan kita sama sesama kita. Karena, waktu kondisi hubunganku sama Tuhan jadi memburuk, aku pun berasanya selalu sensitif sama siapa pun yang mencoba menasihatiku even mereka bilang mereka mengasihiku.

Pada waktu itu aku sampai pada puncak dimana, aku mengeluarkan statement: Jika mereka benar-benar mengasihiku, caranya gak akan menyakiti seperti ini.

Mereka tidak benar-benar mengenalku, I hate it when they act like they know me so well.
Karena aku tidak pernah benar-benar terbuka 100% pada manusia mana pun didunia ini, dan aku sulit untuk terbuka dengan orang lain. Even teman yang menurut banyak orang terlihat dekat denganku, karena aku tidak pintar mengekspresikan hatiku kepada orang lain.

That's why aku tidak suka dikomentari seakan orang tersebut mengenalku sangat, siapa pun itu.

Tapi, berbeda dengan Tuhan.
Aku selalu bisa mengekspresikan hatiku sama Dia, maka dari itu lebih mudah Tuhan yang tegur secara langsung kepadaku daripada orang lain menegurku.

Padahal, cara kerja Tuhan sekarang, akan lebih banyak memakai orang-orang sekitarku untuk memprosesku, menegur dan menasihatiku, tapi aku tidak suka kalau orang lain yang lakukan part itu.

JADI GIMANA????

Moment dimana hubunganku memburuk sama Tuhan, Tuhan berbicara melalui teman komunitasku.
But, aku tidak suka cara mereka menasihatiku dan cara-cara mereka menegurku.
Akhirnya aku tidak mendengarkan mereka. Dan Tuhan tidak kunjung-kunjung terdengar suara-Nya, karena saat itu hubunganku dengan Tuhan lagi memburuk (Aku sulit membedakan mana suara-Nya dengan suara pikiranku).
Dan aku tenggelam dan tenggelam, sampai akhirnya.....Tuhan terasa menampakkan diri-Nya lagi dengan menerobos segala batasan yang ada.

Awal 2016 Tuhan seperti sedang membenarkan paradigma-paradigmaku yang mulai tidak benar.
Sampai akhirnya aku tiba pada pengertian-pengertian ini:
Kita seringkali mudah untuk menerima saran dan kritik orang lain, ketika cara mereka menyampaikan sesuai dengan standarisasi yang kita miliki dan kita buat. Dan jika mereka membelot dari semua itu, kita menganggap mereka ini salah, jahat, kita menolak perkataan mereka.

Memang benar, kita harus hati-hati dalam penyampaian saat menegur maupun menasihati orang lain, agar pesan dan maksud kita tersampaikan dengan baik.

Tapi, ada fenomena ini.
Dimana sebenarnya justru dalam cara penyampaian yang tidak sesuai dengan pribadi kita, hati kita diproses, dan kapasitas hati kita semakin diperbesar.

Please.
Ini butuh kedewasaan utk mengerti ini.
Yesus lemah lembut, tapi ada saat dimana ketika Dia menegur murid-Nya, Ia menegur dengan keras. (Lihat Yoh 6)

Hal ini pun cukup membuat aku tertampar, bagaimana aku bisa diperbesar kapasitas hatiku dan semakin dewasa kian harinya, jika aku terus bermanja-manja dengan berharap setiap teguran yang mendatangkan kebaikan buatku sesuai dengan cara yang aku mau dengar?

Seperti ketika Yesus berkata, jika kita mengasihi orang yang mengasihi kita, apakah upah kita?
Dimana bedanya? Orang lain pun bisa melakukan demikian, itu hal yang sangat mudah, tidak butuh proses.
Tapi, orang yang dewasa mencintai proses.

Jika memang Tuhan ijinkan kita ditegur dengan cara yang lumayan keras, terima itu dengan sukacita selama itu sesuai dengan kebenaran dan mendatangkan kebaikan untuk proses hati kita.
Dan kalau Tuhan ijinkan kita ditegur dengan lemah lembut, terima dengan sukacita pula karena semuanya mendatangkan kebaikan buat kita.

Memang terkadang, nasihat atau teguran orang lain tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya yang sedang kita alami, tapi tetap, Tuhan selalu lihat hati kita.
Bagaimana kita berespon ketika rasanya apa yang org lain katakan ini tidak tepat (atau kamu merasa dia sok tau ttg kasusmu mungkin. ) ?

Karena Tuhan lihat hati, bukan pada apa yang kita perbuat aja.

"Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati." 1 Samuel 16:7b

God bless!

Friday, July 1, 2016

WHAT HAPPENS TODAY



Beberapa minggu ini, aku banyak mengalami Tuhan ajar respon hatiku dimana pun aku berada.
Banyak pula perkataan-Nya yang comfort my soul :D

" In the multitude of my thoughts within me, thy comforts delight my soul."


Kita mengerti hal ini bahwa Tuhan memberikan kita "Free will" oleh karena itu terhadap setiap hal yang diperhadapkan kepada kita memiliki nama yaitu "sebuah pilihan".
Kita punya kehendak bebas, Allah pun memilikinya.
Ternyata secara lahiriah, kehendak kita kebanyakan tidak sejalan dengan kehendak Bapa disurga.
Terlebih kita yang tidak mengenal Allah. (sorry to say this)


 Dikatakan dalam Firman Tuhan, di Isaiah 55:8
" For my thoughts are not your thoughts, neither your ways my ways." declares the LORD.
Beberapa waktu ini aku sempat salah melangkah dan terlalu terburu-buru dalam mengambil sebuah tindakan, yang akhirnya aku harus mengalami konsekuensi yang panjang dari apa yang telah ku pilih.
Berjalan tidak sesuai dengan kehendak-Nya ternyata jauh lebih menyakitkan daripada kita berjalan mengikuti kehendak-Nya.

Banyak yang berkata, Berjalan mengikuti kehendak-Nya begitu sulit dan menyakitkan, well. it's worth the fight! Menyakitkan karena kita harus matikan daging, dan sangkal diri kita. Tapi, kehendak-Nya membebaskan kita dari setiap belenggu, dibandingkan kita memilih jalan kita sendiri.

Hari ini, Tuhan berbicara banyak untuk aku mengerti hal ini.
 24 April lalu, Tuhan bicara secara jelas kepadaku mengenai Yehezkiel 36:26
Hati yang taat ternyata adalah sebuah kunci dari bagaimana kita bisa hidup melangkah sesuai kehendak dan jalan-jalan-Nya.


Dan hari ini, ada sesuatu yang baru yang dinyatakan-Nya melalui Matthew 7:15-23.
Ada sesuatu yang menarik di versi The Message nya, pada ayat ke 21-23
" Knowing the correct password—saying 'Master, Master', for instance—isn't going to get you anywhere with me. What is required is serious obedience—doing what my Father wills. I can see it now—at the Final Judgement thousands strutting up to me and saying, ' Master, we preached the Message, we bashed the demons, our God-Sponsored projects had everyone talking.' And do you know what I am going to say? 'You missed the boat. All you did was use me to make yourselves important. You don't impress me one bit. You're out of here.' "

It is required serious obedience in doing Father wills.
On this day, so much people serve God just doing not being.

Banyak orang melayani Tuhan ternyata hatinya sangat jauh kepada Tuhan, That's why gak heran kalau orang-orang tersebut yang kayaknya melakukan tanda-tanda orang percaya (mujizat2) malah ditolak sama Tuhan. Karena, jahatnya hati mereka, mereka menduga bahwa apa yang telah mereka lakukan itu adalah mereka yang melakukannya dan mencari pujian dari manusia.

Pasti, orang tersebut tidak memberi waktu untuk berdialog dengan Kristus, atau memiliki perjumpaan dengan Tuhan, karena Tuhan berkata Ia tidak mengenal mereka. (Bukankah Dia Allah, masa iya Dia tidak  mengenal kita? kan Dia yang menciptakan (?) ternyata hal ini berbicara hal yang berbeda loh)

Kenapa dikatakan tidak mengenal, karena Tuhan memiliki plan buat hidup kita.
Yunita yang berjalan sesuai dengan plan, Ia kenal Yunita yang seperti itu, terlebih lagi Yunita yang meluangkan waktu bersama-ya. Sedangkan jika aku melakukan yang sebaliknya.
Dia tidak akan dapat mengenalku.

contoh lebih simplenya : Kita membuat cetak biru mengenai rumah kita yang indah, tapi ternyata sebagian designnya banyak yang dirubah oleh arsiteknya, sehingga saat rumah impian kita sudah selesai, kita terbingung-bingung kayaknya ini bukan rumah yang aku buat deh. Ini kayaknya rumah org lain.

 Untuk melangkah sesuai dengan rencana-Nya diperlukan sebuah ketaatan secara total, dan ketaatan dihasilkan dari seberapa sering kita menundukkan diri kita kepada Kristus, bagaimana kita bisa menundukkan diri kita kepada Kristus yaitu seberapa kita sering bergaul karib dengan Kristus?

Aku mungkin masih dalam proses dan perjalanan dalam hal ini, tapi mari kita bersama-sama berjalan menuju rencana-Nya, tapi yang pertama adalah apakah kita sudah bergaul karib dengan Tuhan?
Bukan sekedar saat teduh, menyembah, tapi seberapa kita banyak buka hati kita sama Dia termasuk hal-hal yang kita coba sembunyikan selama ini, juga seberapa sering kita menyerahkan otoritas penuh kepada Tuhan untuk memimpin hidup kita?

Semangat! Bergaul Karib dengan Allah :)
With love,






Tuesday, June 28, 2016

Almighty God


14/05/2016 - today.
Aku lagi diperhadapkan sebuah situasi yang mungkin banyak memproses hati ku dan proses bagaimana aku dapat berespon benar terhadap setiap masalah.

Proses bagaimana aku mengambil beberapa keputusan yang memberi banyak pertimbangan, tapi esensi yang Tuhan berikan adalah satu; mau taat sama perintah-Nya atau tidak?

Jadi beberapa waktu yang lalu, memang ada pertimbangkan untuk melakukan perihal A, tapi Allah tidak memberi damai sejahtera untuk aku pergi melakukan perihal A.
Dalam mengikuti keinginan pribadiku, aku adalah seorang yang lihai memberi alasan terhadap perkara-perkaraku, selalu ada alasan yang dapatku berikan agar Tuhan mengiyakan keinginanku.
Tapi, Allah saat itu hanya tersenyum dan menggoyangkan jari telunjuknya tanda tak setuju. 
Bukan itu yun,

Apa yang Kuperhadapkan kepadamu adalah perihal ketaatanmu kepada apa yang Ku katakan.


Mengingat aku pernah mengalami kegagalan baru-baru ini, aku pun akhirnya  belajar dari hal tersebut, lalu memutuskan dengan mantap bahwa; ya! aku bersedia untuk taat, karena aku percaya perintah-Nya berpaut pada kekekalan, dan bukanlah hal yang sementara seperti apa yg ku pertahankan sebelumnya, even aku harus kehilangan uang untuk taat terhadap perintahNya.

Lalu, selanjutnya....
Aku diperhadapkan terhadap imanku kepada-Nya.
Rasanya mudah sekali untuk percaya bahwa Allah menyertai ketika semuanya sedang baik-baik saja.
Jadi, akhirnya aku diberikan masa-masa dimana aku kuatir akan banyak hal yang ada dalam hidupku, seperti pekerjaan, kuliah, skripsi (targetku satu bulan sudah harus kelar menulisnya), target kerohaniaan, memuridkan, memperbesar kapasitas hati buat anak-anak yang sedang ku latih.


Banyak hal ini yang membuatku kuatir dan terus memikirkannya.
Seolah, aku emg bisa mengerjakannya sendiri.
Padahal aku tidak bisa, aku bukan siapa-siapa.
Di keterbatasanku lah, sepanjang bulan mei sampai sekarang Tuhan banyak ingatkan akan hal ini:

" Yun, kamu tau kan siapa Aku? Aku tuh Allahmu, seperti yang telah kamu ucapkan setiap hari di dalam doa, ucapan syukurmu maupun penyembahan. Jika Aku Allah, menurutmu apa yang dapat Aku lakukan sebagai Allah?"

Dan setiap Ia bicara seperti itu kepadaku, aku hanya bisa mengiyakan bahwa aku tau siapa Dia.
Allahku.

Terus-dan terus..

Aku terkadang masih suka terserang rasa kuatir akan sesuatu, 
dan Ia terus mengingatkan aku; Aku Allahmu yun.

Kenapa Tuhan terus menyatakan bahwa Dia, Allahku? 
Karena jika aku sadar Dia adalah Allahku, sesungguhnya aku tidak perlu kuatir sama sekali.
Karena Dia Allah yang tau apa yang dilakukan-Nya bagiku, apa yang dirancangkan-Nya bagiku maupun untuk semua orang didunia ini tak terkecuali.

Jadi, Seminggu lalu akhirnya aku terus declare kata ini,
Aku tau siapa Allahku, dan aku tau bahwa Dia Allah yang memeliharaku.
Sampai apa yang kuperkatakan di dalam doa dan ucapan syukur menjadi iman baru bagiku.
Kekuatiranku semakin berkurang..
Sampai akhirnya tiap aku terserang rasa kuatir, aku bisa membalikkan hatiku kepada kebenaran Firman Tuhan.

Tuhan sungguh adalah Allah yang dahsyat dan Maha Kuasa.
Ia berkuasa terhadap segala ciptaan dibumi maupun diluar bumi ini, mudah bagi-Nya untuk menjaga aku dan memenuhi setiap kebutuhanku. Jadi aku tak perlu gentar, tapi boleh percaya dengan iman. Ya. Dia Allahku, My Almighty God.

Apakah kau tau siapa Allahmu?

 "Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Amsal 3:6

With Love!



























Monday, June 20, 2016

Remembrance




"Because you have made the Lord your refuge,
and the Most High your dwelling place" Psalm 91:9


Hari ini mungkin tidak benar-benar disambut dengan hal yang menyenangkan buatku.
Dengan disambut kenyataan bahwa promo grabcar RAMADANGC sudah expired :")
Padahal beberapa hari ini aku sangat enjoy hari-hariku dengan naik grabcar dengan tarif yang terjangkau #JadiCurcol
Lalu ketika siang hari untuk pertama kalinya ditegur atasan dengan suara agak keras.
Bukan sesuatu yang terlihat baik dimataku.

Tapi setelah aku pulang ke rumah, dan aku ber quality time ria sama Dia.
I found this...
Respon yang berbeda ketika ditegur oleh atasanku.
Dulu... Aku jika ditegur, aku akan membantah dan tidak membiarkan diriku dipojokkan.
Aku akan tertuduh, hatiku akan sangat tidak damai setelah itu.
Sekarang... Meski awalnya aku merasa bahwa aku kaget dengan cara atasanku menegurku, tapi selama dia berbicara, aku tidak membalas didalam hatiku, aku tidak memberi jawab, tidak mengeluh di dalam hati, dan setelah selesainya dia berbicara, aku sama sekali tidak merasa tidak damai.

Ada damai yang tidak dapat diukur, entahlah.
Aku merasa aku aman, ada sukacita yang sangat besar setelah aku sadar akan hal ini.
Mungkin, jika aku tidak memberi diriku bertemu dengan Dia, aku tidak pernah sadar akan hal ini.

Di dalam dosa, aku bergumul setiap kali.
Terhadap emosi, terhadap ketidak taatan, dan lain-lainnya.
Aku lelah terkadang tapi aku tidak menjadi lemah tidak berdaya.

Setiap kali aku terjatuh, aku ingat janjiku pada Dia, bahwa aku akan terus bangkit.
Karena Dia sudah bangkit berkali-kali ketika Dia jatuh memanggul kayu salib yang begitu berat bagiku, bagi kita semua tentunya :) Dan Dia bangkit ketika Dia telah mati dikayu salib, terkubur di perut bumi selama 3 hari, lalu bangkit.
I rise as You are risen.

Jadi, apa yang hari ini aku ingin tuliskan adalah kenangan dikala aku meminta sama Tuhan, dan jawaban yang diberikannya pada tanggal 30 Maret 2013 lalu.


Saat itu, sebelumnya aku pernah berdoa kepada Tuhan, bahwa aku meminta Dia, untuk tidak pernah sekalipun melepaskan tanganku, even aku yang mau melepaskan tanganku dari-Nya.
Jangan pernah lepaskan.

Dan bukan hanya perkataan dan janji kosong dari-Nya, sampai saat ini pun aku merasakan bagaimana Ia setia pada janji-janji-Nya padaku. He will never let me go.
Apakah kalian ingat bahwa Tuhan pernah berjanji padamu?

Spark His love,

Saturday, June 18, 2016

FAITH

Hari ini aku baru saja merenungkan hal ini, I dont know menurut kalian bagaimana.
Entah ini sesuai dengan pandangan kalian atau tidak, tetapi inilah yang Tuhan coba bukakan kepadaku.

Sebelum membahas satu daripada itu, aku ingin memastikan hal ini.
Apakah kalian tahu bahwa Firman Tuhan itu bersifat kaya?
What I mean is....Firman Tuhan memiliki banyak arti sesuai kebutuhan kita tetapi tetap pada satu kebenaran yang mutlak dan absolut. Tidak terbantahkan. Tidak tergoyahkan. Dari dulu sampai dikeabadian tidak akan pernah berubah.

Contohnya: Ketika Pendeta A berkotbah tentang satu tema, dari sekian orang, pasti ada beberapa atau berjumlah banyak yang pulang membawa pengertian yang berbeda berdasarkan apa yang sedang terjadi kepadanya. Pendeta A berbicara soal value, lalu si B, C, D, dan E membawa pulang tentang value mengenai kehidupan sehari-hari, lalu ada si F dan G yang membawa pulang pengertian tentang value dalam hubungan/relationship. Padahal, fokus si pendeta A mungkin saja tidak sedang membahas value dalam kedua sisi tersebut tapi mengenai value dalam perjalanan ikut Tuhan.

Apakah yang mereka bawa pulang salah? tidak bisa dikatakan selama apa yang mereka tangkap masih sesuai dengan kebenaran daripada Allah, sesuai dengan kehendak Allah. (Lih. Roma 12:2)


Jadi tadi yang diatas hanya pembukaan saja :D

Apa itu iman ?
Dalam Ibrani 11:1 dikatakan bahwa:
" Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."

Pernah dengar kata-kata ini?
Yang penting itu bukan besar atau kecilnya iman kita, tapi ada atau tidaknya.
Memang pada umumnya ini agak benar, masalah pertama adalah apakah kita memiliki iman atau tidak?
Tapi iman yang kecil akan menjadi sebuah masalah.
Why????
Bukankah Tuhan berkata bahwa iman sebesar biji sesawi aja bisa mindahin gunung? (Lih. Matius 17:20)
Jadi it's not problem dong jika memiliki iman yang kecil?

Terkadang kita suka merasa bahwa semakin membaca Firman Tuhan, semakin banyak pertanyaan yang muncul, dan kita kerap kali bertanya-tanya; ini kok bertentangan dengan yang ini?
Pahami dan renungkan. Permasalahan sebenarnya adalah kita tidak pernah merenungkan secara dalam Firman-Nya, that's why kita mudah terbawa dengan ajaran ini dan ajaran itu.

Memiliki iman itu penting.
Mengapa? karena kita dibenarkan oleh iman (Lih. Galatia 3:24)

Apakah kita sudah memiliki iman? Sudah, ketika kau percaya bahwa Yesus telah lahir, seorang Mesias yang menyelamatkan hidup kita. Ketika kita percaya bahwa Yesus ada. Iman telah kau miliki. Kenapa?
Apakah kau pernah melihat Yesus didepan matamu? Pernahkah kau berjalan bersama-Nya melakukan mujizat? Tidak Pernah? Lalu mengapa kau percaya?
Karena IMAN.

Iman tidak bisa hanya sebatas percaya, tapi ia harus bertumbuh dan bertumbuh.
Karena biji sesawi pun bertumbuh untuk menjadi sesawi.

He replied, "You of little faith, why are you so afraid?" Then he got up and rebuked the winds and the waves, and it was completely calm. (Matthew 8:26)

Jesus immediately reached out and grabbed him. "You have so little faith," Jesus said. "Why did you doubt me?" (Matthew 14:31)

Berhubungan dengan ayat Ibrani 11:1 yang mengatakan iman adalah bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat; di ayat 2 Korintus 4:18 dikatakan bahwa yang tak kelihatan adalah kekal. Iman kita menyambung terhadap kekekalan karena Yesus adalah kekal. 

<Aku suka dengan kata kekal ini, karena membayangkan bagaimana aku pernah bisa hidup kekal adalah ketika aku memeluk imanku kepada-Nya. Aku berjumpa dengan-Nya di dalam ruang kekekalan. hihi >

Roma 8:25 berkata "tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun."



Iman yang benar dihadapan Tuhan akan mengalami proses pertumbuhan terus menerus, iman kita akan membuat kita menjadi lebih tekun, firman Tuhan berkata seperti itu.
Melihat kebingungan yang nampak mengenai bagaimana untuk mengusahakan iman bertumbuh, Ibrani 12 menjelaskan kuncinya, yaitu; kita harus bertekun didalam iman. 
Iman kita terhadap Tuhan terus diuji seperti sebuah bangunan yang dibangun diatas dasar yang benar, dengan bahan yang tepat, (Lih. Matius 7:24-27)
Dan pekerjaan yang kita lakukan, apa yang kita tabur, kelak akan diuji oleh api (1 Kor 3:13)

Iman kita dapat bertumbuh, dan Tuhan pun menghendaki kita untuk semakin percaya sama Dia, tapi ada harga yang harus dibayar, dibutuhkan pengorbanan demi pengorbanan untuk bertekun dalam iman, kematian atas ego kita, perasaan kita, kehendak kita. Apakah kita mau melepaskan apa yang tidak kekal demi kekekalan itu? Apakah kita mau surrender to Jesus?

Ingat, keputusan berada ditangan kita. Mau bertekun atau tidak.

With grateful heart,







Sunday, June 12, 2016

Leader's problem #1

Leader's problem
Part 1


Mengapa aku beri judul leader's problem, karena aku rasa memang ini kerap kali menjadi pergumulan para leader-leader yang ada.
Sadar/tidak sadar.

Suatu hari, ketika di masa rest sudah dimulai, aku mendengar banyak kabar mengenai  anak2 yang sedang aku bina, bahwa mereka seperti sebuah domba yang sedang dicerai berai.
Aku khawatir pada mereka saat mendengar hal itu, dan kabar itu membuat aku tidak fokus pada masa-masa yang seharusnya aku bisa lebih banyak berdiam diri, pikiranku entah kemana.

Aku ingat saat itu, aku akhirnya mencoba bergerak (karena panik) dengan menakut-nakuti leader lain agar dia lebih bergerak cepat, Leader A tidak bergerak juga, aku berpindah kepada Leader B untuk menakutinyaa.. (tidak patut dicontoh)
Saat itu, Tuhan bertanya kepadaku :
Are you her savior?

BANG!!!!
Seperti dengungan keras pada telingaku, aku tercengang dengan pertanyaanNya.

Sejenak aku terdiam, dan aku sadari bahwa aku bukan Juru Selamat mereka, tapi Yesus. (Mat 12:21)
Selama ini, terkadang aku sering menyalahi teritorialnya Allah, ada part dimana aku tidak bisa melakukan ini, karena ini adalah bagiannya Allah.

Paulus berkata, kepada jemaat Korintus :
" Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan." 1 Korintus 3:6

Aku sering lupa (dan mungkin kalian juga?) tentang hal ini, ada masa dimana aku harus mati sebagai seorang leader yang artinya aku membiarkan Allah yang guide orang-orang yang aku lead, dan ada masa Allah mengijinkan aku yang lead mereka.

Tapi, kebanyakan dari kita suka sekali menggunakan cara kita sendiri, yang kita anggap benar dan motiv kita baik.

Mungkin motivasinya baik, tapi secara tidak langsung kita sendirilah yang membunuh mereka secara perlahan karena pertumbuhan didapatkan dari Allah, pribadi yang harusnya mereka kenali lebih dalam adalah Kristus. Bukan Kita.

Setelah aku mendapatkan pertanyaan itu pun, aku mulai merenungkan itu baik-baik dan aku berserah dan hanya mendoakan anak-anak tsb. Aku mengerti saat itu, bahwa hal yang Allah ingin aku lakukan adalah berdoa untuk mereka dan menggantungkan kepercayaanku kepada-Nya.

Lagipula, bukankah mereka semua adalah kepunyaan Allah?
Bukankah segala hal yang ada di dunia ini adalah milik kepunyaan-Nya?
Tidak ada yang dapat luput dari tangan-Nya.

Jika kau sedang mengalami hal ini, maukah kau sadar siapa Dia, siapa Allah yang kau sembah?
Jika kau sadar siapa Dia, kau akan mendapatkan pengertian itu.

With grateful heart,





Sunday, May 29, 2016

I want to tell you something #Whisper






I




ITS SO EASY TO BELIEVE SOMEONE 
WHEN THEY TELL YOU EXACTLY WHAT YOU WANT TO HEAR
#QUOTES

Aku pernah mendengar quote ini, bahkan aku juga menyimpan picturenya. But, one day. Aku merasakan kebenaran quote ini sendiri.HAHA. Entahlah, pengalaman benar-benar menjadi guru terbaik yang pernah ada di dalam hidup kita.

Suatu waktu, aku mendengarkan kotbah dari seorang pendeta berinisial JR, teman-teman bisa klik lgsg --> JR Sermon 
diwaktu aku sedang menikmati rest yang panjang bersama my Beloved Father (Bapa disurga), aku memperbanyak masa, aku mendengar untuk diajar.
Sampai di sermon pak JR ini, aku menangkap satu poin ini yang sedang terjadi pada kita semua, termasuk aku tentunya.

Pada saat mendengarkan sermon dari pak JR ini, aku flashback masa dimana aku tidak mau mendengarkan sebuah kebenaran yang membawa hidup malah sebaliknya, menyediakan telinga untuk kebenaran yang menurut aku benar. Bahkan ketika tidak ada yang fit ditelingaku, aku akan terus mencari sampai aku menerima itu, dan mendapatkan itu. Benar sekali Firman Tuhan yang mengatakan, carilah maka engkau akan mendapatkan. (Matius 7:7)

Seandainya, usaha kita untuk mendapatkan apa yang ingin kita dengar segigih ketika kita mencari Tuhan dan wajahNya. 

Menurutku pribadi, ini sudah menjadi sebuah kebiasaan kita semua. Contohnya saja, ketika kita merasa sermon di gereja kita sedang tidak "oke" menurut kita; Ah, bahas firmannya gini2 aja nih. mau pindah ah ke gereja itu, lebih oke pengajarannya.

Atau bahkan ketika kita curhat sama teman kita sendiri pun, sebelum kita curhat, kita sudah memiliki patokan standard ; sahabat yang baik pasti jawabnya begini nih, kalo beda dari ini, dia bukan sahabat gue pasti.

HAHAHA.

Welcome to the real life.
Rasanya, akan tidak dewasa jika kita selalu menuntut segala sesuatu untuk terus setuju sama pandangan kita. #glek Dan, jujur hal ini juga yang menjadi pergumulanku selama ini. Rasanya sulit menerima orang yang tidak sepandangan sama kita, yang tidak mempunyai selera humor sama dengan kita, tidak mudah. Tapi ketika kita mampu menyesuaikan diri tanpa mengubah prinsip dasar kita, kita bisa belajar artinya pendewasaan diri.

Di 2 Timotius 4:3-4 berkata :
" Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng."

See?
Ini yang sedang terjadi pada kita, mari kita refleksikan ini dalam-dalam.
Masih adakah beberapa hal yang coba kau pertahankan, padahal Tuhan sudah menyatakan bahwa ini tidak benar?
Atau mungkin hati nuranimu sudah tumpul sehingga sulit mengenali yang mana benar atau tidak?

Aku beberapa waktu sebelumnya hampir mengalami kematian hati nurani, dan mengejutkan bila kalian mengetahuinya. Kematian hati nuranimu tidak dimulai dari kamu melakukan dosa yg menurutmu besar, pelanggaran yang menurutmu berat. No. No. No. No.

BIG NO!
Kematian hati nuranimu, atau mungkin bisa kita sebut hati nurani yang mulai tumpul dimulai dari ketidak-taatan pada hal kecil disekelilingmu.

Ya, Harga ketidak-taatan kita pada hal kecil membuat kita harus membayarnya dengan berkali lipat.
 Contohnya saja; Adam dan Hawa, dosa Adam dan Hawa tidak dimulai setelah mereka memakan buah pengetahuan baik dan jahat, pointnya bukan dibuahnya. Tapi pointnya adalah pada perintah Allah kepada Adam yang mengatakan;Janganlah kau makan buahnya. (Baca ; Kejadian 2:17)
Pointnya adalah ketidak-taatan yang dilakukan oleh Adam dan Hawa.

Jadi bisakah kita menarik sebuah kesimpulan ini?
Ketidak-taatan kita kepada Perintah Allah membuat hati nurani kita menjadi semakin tumpul sehingga kita sulit untuk menerima kebenaran yang benar-benar, BENAR.

Adapula, kita sering menahan prinsip yang menurut kita benar, tapi jika kita bicara dengan orang lain, mungkin orang tsb menyatakan bahwa prinsip kita salah. Bukan berarti kita harus terpatok pada perkataan orang lain, tapi Kebenaran itu ditemukan dari perenungan Firman Tuhan.
Coba bandingkan pendapat orang lain sebelum menelan mentah-mentah hal itu, terhadap apa yg dikatakan Tuhan.
Bagaimana kita tahu apa perkataan Tuhan? Simple. Buka Alkitabmu! Haha.

Yehezkiel 36:26 berkata;
"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru didalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat."

Cobalah buka manual bookmu (Alkitab), tinggalkan sejenak segala prinsipmu yang entah kau bangun darimana itu, mulailah buka hatimu dan telingamu lebar-lebar dan renungkan apa yang Tuhan perkatakan. Berdoalah, ucapkan Yeh 36:26 ini, Bapa adalah sumber, Dia akan memberi kepada yang meminta.

Karena Romans 12:2 berkata;
"And do not be conformed to this world, but be transformed by the renewing of your mind, that you may prove what is that good and acceptable and perfect will of God."

I'll pray for you guys!
With grateful heart,