Blogger templates

Showing posts with label Disobedience. Show all posts
Showing posts with label Disobedience. Show all posts

Friday, July 1, 2016

WHAT HAPPENS TODAY



Beberapa minggu ini, aku banyak mengalami Tuhan ajar respon hatiku dimana pun aku berada.
Banyak pula perkataan-Nya yang comfort my soul :D

" In the multitude of my thoughts within me, thy comforts delight my soul."


Kita mengerti hal ini bahwa Tuhan memberikan kita "Free will" oleh karena itu terhadap setiap hal yang diperhadapkan kepada kita memiliki nama yaitu "sebuah pilihan".
Kita punya kehendak bebas, Allah pun memilikinya.
Ternyata secara lahiriah, kehendak kita kebanyakan tidak sejalan dengan kehendak Bapa disurga.
Terlebih kita yang tidak mengenal Allah. (sorry to say this)


 Dikatakan dalam Firman Tuhan, di Isaiah 55:8
" For my thoughts are not your thoughts, neither your ways my ways." declares the LORD.
Beberapa waktu ini aku sempat salah melangkah dan terlalu terburu-buru dalam mengambil sebuah tindakan, yang akhirnya aku harus mengalami konsekuensi yang panjang dari apa yang telah ku pilih.
Berjalan tidak sesuai dengan kehendak-Nya ternyata jauh lebih menyakitkan daripada kita berjalan mengikuti kehendak-Nya.

Banyak yang berkata, Berjalan mengikuti kehendak-Nya begitu sulit dan menyakitkan, well. it's worth the fight! Menyakitkan karena kita harus matikan daging, dan sangkal diri kita. Tapi, kehendak-Nya membebaskan kita dari setiap belenggu, dibandingkan kita memilih jalan kita sendiri.

Hari ini, Tuhan berbicara banyak untuk aku mengerti hal ini.
 24 April lalu, Tuhan bicara secara jelas kepadaku mengenai Yehezkiel 36:26
Hati yang taat ternyata adalah sebuah kunci dari bagaimana kita bisa hidup melangkah sesuai kehendak dan jalan-jalan-Nya.


Dan hari ini, ada sesuatu yang baru yang dinyatakan-Nya melalui Matthew 7:15-23.
Ada sesuatu yang menarik di versi The Message nya, pada ayat ke 21-23
" Knowing the correct password—saying 'Master, Master', for instance—isn't going to get you anywhere with me. What is required is serious obedience—doing what my Father wills. I can see it now—at the Final Judgement thousands strutting up to me and saying, ' Master, we preached the Message, we bashed the demons, our God-Sponsored projects had everyone talking.' And do you know what I am going to say? 'You missed the boat. All you did was use me to make yourselves important. You don't impress me one bit. You're out of here.' "

It is required serious obedience in doing Father wills.
On this day, so much people serve God just doing not being.

Banyak orang melayani Tuhan ternyata hatinya sangat jauh kepada Tuhan, That's why gak heran kalau orang-orang tersebut yang kayaknya melakukan tanda-tanda orang percaya (mujizat2) malah ditolak sama Tuhan. Karena, jahatnya hati mereka, mereka menduga bahwa apa yang telah mereka lakukan itu adalah mereka yang melakukannya dan mencari pujian dari manusia.

Pasti, orang tersebut tidak memberi waktu untuk berdialog dengan Kristus, atau memiliki perjumpaan dengan Tuhan, karena Tuhan berkata Ia tidak mengenal mereka. (Bukankah Dia Allah, masa iya Dia tidak  mengenal kita? kan Dia yang menciptakan (?) ternyata hal ini berbicara hal yang berbeda loh)

Kenapa dikatakan tidak mengenal, karena Tuhan memiliki plan buat hidup kita.
Yunita yang berjalan sesuai dengan plan, Ia kenal Yunita yang seperti itu, terlebih lagi Yunita yang meluangkan waktu bersama-ya. Sedangkan jika aku melakukan yang sebaliknya.
Dia tidak akan dapat mengenalku.

contoh lebih simplenya : Kita membuat cetak biru mengenai rumah kita yang indah, tapi ternyata sebagian designnya banyak yang dirubah oleh arsiteknya, sehingga saat rumah impian kita sudah selesai, kita terbingung-bingung kayaknya ini bukan rumah yang aku buat deh. Ini kayaknya rumah org lain.

 Untuk melangkah sesuai dengan rencana-Nya diperlukan sebuah ketaatan secara total, dan ketaatan dihasilkan dari seberapa sering kita menundukkan diri kita kepada Kristus, bagaimana kita bisa menundukkan diri kita kepada Kristus yaitu seberapa kita sering bergaul karib dengan Kristus?

Aku mungkin masih dalam proses dan perjalanan dalam hal ini, tapi mari kita bersama-sama berjalan menuju rencana-Nya, tapi yang pertama adalah apakah kita sudah bergaul karib dengan Tuhan?
Bukan sekedar saat teduh, menyembah, tapi seberapa kita banyak buka hati kita sama Dia termasuk hal-hal yang kita coba sembunyikan selama ini, juga seberapa sering kita menyerahkan otoritas penuh kepada Tuhan untuk memimpin hidup kita?

Semangat! Bergaul Karib dengan Allah :)
With love,






Tuesday, June 28, 2016

Almighty God


14/05/2016 - today.
Aku lagi diperhadapkan sebuah situasi yang mungkin banyak memproses hati ku dan proses bagaimana aku dapat berespon benar terhadap setiap masalah.

Proses bagaimana aku mengambil beberapa keputusan yang memberi banyak pertimbangan, tapi esensi yang Tuhan berikan adalah satu; mau taat sama perintah-Nya atau tidak?

Jadi beberapa waktu yang lalu, memang ada pertimbangkan untuk melakukan perihal A, tapi Allah tidak memberi damai sejahtera untuk aku pergi melakukan perihal A.
Dalam mengikuti keinginan pribadiku, aku adalah seorang yang lihai memberi alasan terhadap perkara-perkaraku, selalu ada alasan yang dapatku berikan agar Tuhan mengiyakan keinginanku.
Tapi, Allah saat itu hanya tersenyum dan menggoyangkan jari telunjuknya tanda tak setuju. 
Bukan itu yun,

Apa yang Kuperhadapkan kepadamu adalah perihal ketaatanmu kepada apa yang Ku katakan.


Mengingat aku pernah mengalami kegagalan baru-baru ini, aku pun akhirnya  belajar dari hal tersebut, lalu memutuskan dengan mantap bahwa; ya! aku bersedia untuk taat, karena aku percaya perintah-Nya berpaut pada kekekalan, dan bukanlah hal yang sementara seperti apa yg ku pertahankan sebelumnya, even aku harus kehilangan uang untuk taat terhadap perintahNya.

Lalu, selanjutnya....
Aku diperhadapkan terhadap imanku kepada-Nya.
Rasanya mudah sekali untuk percaya bahwa Allah menyertai ketika semuanya sedang baik-baik saja.
Jadi, akhirnya aku diberikan masa-masa dimana aku kuatir akan banyak hal yang ada dalam hidupku, seperti pekerjaan, kuliah, skripsi (targetku satu bulan sudah harus kelar menulisnya), target kerohaniaan, memuridkan, memperbesar kapasitas hati buat anak-anak yang sedang ku latih.


Banyak hal ini yang membuatku kuatir dan terus memikirkannya.
Seolah, aku emg bisa mengerjakannya sendiri.
Padahal aku tidak bisa, aku bukan siapa-siapa.
Di keterbatasanku lah, sepanjang bulan mei sampai sekarang Tuhan banyak ingatkan akan hal ini:

" Yun, kamu tau kan siapa Aku? Aku tuh Allahmu, seperti yang telah kamu ucapkan setiap hari di dalam doa, ucapan syukurmu maupun penyembahan. Jika Aku Allah, menurutmu apa yang dapat Aku lakukan sebagai Allah?"

Dan setiap Ia bicara seperti itu kepadaku, aku hanya bisa mengiyakan bahwa aku tau siapa Dia.
Allahku.

Terus-dan terus..

Aku terkadang masih suka terserang rasa kuatir akan sesuatu, 
dan Ia terus mengingatkan aku; Aku Allahmu yun.

Kenapa Tuhan terus menyatakan bahwa Dia, Allahku? 
Karena jika aku sadar Dia adalah Allahku, sesungguhnya aku tidak perlu kuatir sama sekali.
Karena Dia Allah yang tau apa yang dilakukan-Nya bagiku, apa yang dirancangkan-Nya bagiku maupun untuk semua orang didunia ini tak terkecuali.

Jadi, Seminggu lalu akhirnya aku terus declare kata ini,
Aku tau siapa Allahku, dan aku tau bahwa Dia Allah yang memeliharaku.
Sampai apa yang kuperkatakan di dalam doa dan ucapan syukur menjadi iman baru bagiku.
Kekuatiranku semakin berkurang..
Sampai akhirnya tiap aku terserang rasa kuatir, aku bisa membalikkan hatiku kepada kebenaran Firman Tuhan.

Tuhan sungguh adalah Allah yang dahsyat dan Maha Kuasa.
Ia berkuasa terhadap segala ciptaan dibumi maupun diluar bumi ini, mudah bagi-Nya untuk menjaga aku dan memenuhi setiap kebutuhanku. Jadi aku tak perlu gentar, tapi boleh percaya dengan iman. Ya. Dia Allahku, My Almighty God.

Apakah kau tau siapa Allahmu?

 "Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Amsal 3:6

With Love!



























Monday, June 20, 2016

Remembrance




"Because you have made the Lord your refuge,
and the Most High your dwelling place" Psalm 91:9


Hari ini mungkin tidak benar-benar disambut dengan hal yang menyenangkan buatku.
Dengan disambut kenyataan bahwa promo grabcar RAMADANGC sudah expired :")
Padahal beberapa hari ini aku sangat enjoy hari-hariku dengan naik grabcar dengan tarif yang terjangkau #JadiCurcol
Lalu ketika siang hari untuk pertama kalinya ditegur atasan dengan suara agak keras.
Bukan sesuatu yang terlihat baik dimataku.

Tapi setelah aku pulang ke rumah, dan aku ber quality time ria sama Dia.
I found this...
Respon yang berbeda ketika ditegur oleh atasanku.
Dulu... Aku jika ditegur, aku akan membantah dan tidak membiarkan diriku dipojokkan.
Aku akan tertuduh, hatiku akan sangat tidak damai setelah itu.
Sekarang... Meski awalnya aku merasa bahwa aku kaget dengan cara atasanku menegurku, tapi selama dia berbicara, aku tidak membalas didalam hatiku, aku tidak memberi jawab, tidak mengeluh di dalam hati, dan setelah selesainya dia berbicara, aku sama sekali tidak merasa tidak damai.

Ada damai yang tidak dapat diukur, entahlah.
Aku merasa aku aman, ada sukacita yang sangat besar setelah aku sadar akan hal ini.
Mungkin, jika aku tidak memberi diriku bertemu dengan Dia, aku tidak pernah sadar akan hal ini.

Di dalam dosa, aku bergumul setiap kali.
Terhadap emosi, terhadap ketidak taatan, dan lain-lainnya.
Aku lelah terkadang tapi aku tidak menjadi lemah tidak berdaya.

Setiap kali aku terjatuh, aku ingat janjiku pada Dia, bahwa aku akan terus bangkit.
Karena Dia sudah bangkit berkali-kali ketika Dia jatuh memanggul kayu salib yang begitu berat bagiku, bagi kita semua tentunya :) Dan Dia bangkit ketika Dia telah mati dikayu salib, terkubur di perut bumi selama 3 hari, lalu bangkit.
I rise as You are risen.

Jadi, apa yang hari ini aku ingin tuliskan adalah kenangan dikala aku meminta sama Tuhan, dan jawaban yang diberikannya pada tanggal 30 Maret 2013 lalu.


Saat itu, sebelumnya aku pernah berdoa kepada Tuhan, bahwa aku meminta Dia, untuk tidak pernah sekalipun melepaskan tanganku, even aku yang mau melepaskan tanganku dari-Nya.
Jangan pernah lepaskan.

Dan bukan hanya perkataan dan janji kosong dari-Nya, sampai saat ini pun aku merasakan bagaimana Ia setia pada janji-janji-Nya padaku. He will never let me go.
Apakah kalian ingat bahwa Tuhan pernah berjanji padamu?

Spark His love,

Sunday, June 12, 2016

Leader's problem #1

Leader's problem
Part 1


Mengapa aku beri judul leader's problem, karena aku rasa memang ini kerap kali menjadi pergumulan para leader-leader yang ada.
Sadar/tidak sadar.

Suatu hari, ketika di masa rest sudah dimulai, aku mendengar banyak kabar mengenai  anak2 yang sedang aku bina, bahwa mereka seperti sebuah domba yang sedang dicerai berai.
Aku khawatir pada mereka saat mendengar hal itu, dan kabar itu membuat aku tidak fokus pada masa-masa yang seharusnya aku bisa lebih banyak berdiam diri, pikiranku entah kemana.

Aku ingat saat itu, aku akhirnya mencoba bergerak (karena panik) dengan menakut-nakuti leader lain agar dia lebih bergerak cepat, Leader A tidak bergerak juga, aku berpindah kepada Leader B untuk menakutinyaa.. (tidak patut dicontoh)
Saat itu, Tuhan bertanya kepadaku :
Are you her savior?

BANG!!!!
Seperti dengungan keras pada telingaku, aku tercengang dengan pertanyaanNya.

Sejenak aku terdiam, dan aku sadari bahwa aku bukan Juru Selamat mereka, tapi Yesus. (Mat 12:21)
Selama ini, terkadang aku sering menyalahi teritorialnya Allah, ada part dimana aku tidak bisa melakukan ini, karena ini adalah bagiannya Allah.

Paulus berkata, kepada jemaat Korintus :
" Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan." 1 Korintus 3:6

Aku sering lupa (dan mungkin kalian juga?) tentang hal ini, ada masa dimana aku harus mati sebagai seorang leader yang artinya aku membiarkan Allah yang guide orang-orang yang aku lead, dan ada masa Allah mengijinkan aku yang lead mereka.

Tapi, kebanyakan dari kita suka sekali menggunakan cara kita sendiri, yang kita anggap benar dan motiv kita baik.

Mungkin motivasinya baik, tapi secara tidak langsung kita sendirilah yang membunuh mereka secara perlahan karena pertumbuhan didapatkan dari Allah, pribadi yang harusnya mereka kenali lebih dalam adalah Kristus. Bukan Kita.

Setelah aku mendapatkan pertanyaan itu pun, aku mulai merenungkan itu baik-baik dan aku berserah dan hanya mendoakan anak-anak tsb. Aku mengerti saat itu, bahwa hal yang Allah ingin aku lakukan adalah berdoa untuk mereka dan menggantungkan kepercayaanku kepada-Nya.

Lagipula, bukankah mereka semua adalah kepunyaan Allah?
Bukankah segala hal yang ada di dunia ini adalah milik kepunyaan-Nya?
Tidak ada yang dapat luput dari tangan-Nya.

Jika kau sedang mengalami hal ini, maukah kau sadar siapa Dia, siapa Allah yang kau sembah?
Jika kau sadar siapa Dia, kau akan mendapatkan pengertian itu.

With grateful heart,





Sunday, May 29, 2016

I want to tell you something #Whisper






I




ITS SO EASY TO BELIEVE SOMEONE 
WHEN THEY TELL YOU EXACTLY WHAT YOU WANT TO HEAR
#QUOTES

Aku pernah mendengar quote ini, bahkan aku juga menyimpan picturenya. But, one day. Aku merasakan kebenaran quote ini sendiri.HAHA. Entahlah, pengalaman benar-benar menjadi guru terbaik yang pernah ada di dalam hidup kita.

Suatu waktu, aku mendengarkan kotbah dari seorang pendeta berinisial JR, teman-teman bisa klik lgsg --> JR Sermon 
diwaktu aku sedang menikmati rest yang panjang bersama my Beloved Father (Bapa disurga), aku memperbanyak masa, aku mendengar untuk diajar.
Sampai di sermon pak JR ini, aku menangkap satu poin ini yang sedang terjadi pada kita semua, termasuk aku tentunya.

Pada saat mendengarkan sermon dari pak JR ini, aku flashback masa dimana aku tidak mau mendengarkan sebuah kebenaran yang membawa hidup malah sebaliknya, menyediakan telinga untuk kebenaran yang menurut aku benar. Bahkan ketika tidak ada yang fit ditelingaku, aku akan terus mencari sampai aku menerima itu, dan mendapatkan itu. Benar sekali Firman Tuhan yang mengatakan, carilah maka engkau akan mendapatkan. (Matius 7:7)

Seandainya, usaha kita untuk mendapatkan apa yang ingin kita dengar segigih ketika kita mencari Tuhan dan wajahNya. 

Menurutku pribadi, ini sudah menjadi sebuah kebiasaan kita semua. Contohnya saja, ketika kita merasa sermon di gereja kita sedang tidak "oke" menurut kita; Ah, bahas firmannya gini2 aja nih. mau pindah ah ke gereja itu, lebih oke pengajarannya.

Atau bahkan ketika kita curhat sama teman kita sendiri pun, sebelum kita curhat, kita sudah memiliki patokan standard ; sahabat yang baik pasti jawabnya begini nih, kalo beda dari ini, dia bukan sahabat gue pasti.

HAHAHA.

Welcome to the real life.
Rasanya, akan tidak dewasa jika kita selalu menuntut segala sesuatu untuk terus setuju sama pandangan kita. #glek Dan, jujur hal ini juga yang menjadi pergumulanku selama ini. Rasanya sulit menerima orang yang tidak sepandangan sama kita, yang tidak mempunyai selera humor sama dengan kita, tidak mudah. Tapi ketika kita mampu menyesuaikan diri tanpa mengubah prinsip dasar kita, kita bisa belajar artinya pendewasaan diri.

Di 2 Timotius 4:3-4 berkata :
" Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng."

See?
Ini yang sedang terjadi pada kita, mari kita refleksikan ini dalam-dalam.
Masih adakah beberapa hal yang coba kau pertahankan, padahal Tuhan sudah menyatakan bahwa ini tidak benar?
Atau mungkin hati nuranimu sudah tumpul sehingga sulit mengenali yang mana benar atau tidak?

Aku beberapa waktu sebelumnya hampir mengalami kematian hati nurani, dan mengejutkan bila kalian mengetahuinya. Kematian hati nuranimu tidak dimulai dari kamu melakukan dosa yg menurutmu besar, pelanggaran yang menurutmu berat. No. No. No. No.

BIG NO!
Kematian hati nuranimu, atau mungkin bisa kita sebut hati nurani yang mulai tumpul dimulai dari ketidak-taatan pada hal kecil disekelilingmu.

Ya, Harga ketidak-taatan kita pada hal kecil membuat kita harus membayarnya dengan berkali lipat.
 Contohnya saja; Adam dan Hawa, dosa Adam dan Hawa tidak dimulai setelah mereka memakan buah pengetahuan baik dan jahat, pointnya bukan dibuahnya. Tapi pointnya adalah pada perintah Allah kepada Adam yang mengatakan;Janganlah kau makan buahnya. (Baca ; Kejadian 2:17)
Pointnya adalah ketidak-taatan yang dilakukan oleh Adam dan Hawa.

Jadi bisakah kita menarik sebuah kesimpulan ini?
Ketidak-taatan kita kepada Perintah Allah membuat hati nurani kita menjadi semakin tumpul sehingga kita sulit untuk menerima kebenaran yang benar-benar, BENAR.

Adapula, kita sering menahan prinsip yang menurut kita benar, tapi jika kita bicara dengan orang lain, mungkin orang tsb menyatakan bahwa prinsip kita salah. Bukan berarti kita harus terpatok pada perkataan orang lain, tapi Kebenaran itu ditemukan dari perenungan Firman Tuhan.
Coba bandingkan pendapat orang lain sebelum menelan mentah-mentah hal itu, terhadap apa yg dikatakan Tuhan.
Bagaimana kita tahu apa perkataan Tuhan? Simple. Buka Alkitabmu! Haha.

Yehezkiel 36:26 berkata;
"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru didalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat."

Cobalah buka manual bookmu (Alkitab), tinggalkan sejenak segala prinsipmu yang entah kau bangun darimana itu, mulailah buka hatimu dan telingamu lebar-lebar dan renungkan apa yang Tuhan perkatakan. Berdoalah, ucapkan Yeh 36:26 ini, Bapa adalah sumber, Dia akan memberi kepada yang meminta.

Karena Romans 12:2 berkata;
"And do not be conformed to this world, but be transformed by the renewing of your mind, that you may prove what is that good and acceptable and perfect will of God."

I'll pray for you guys!
With grateful heart,