16 Februari 2016 |
Kalo lihat hasil scan ini, ini adalah tangan kananku dengan posisi yg berbeda. yg sebelah kiri memperlihatkan secara jelas bahwa ada tulang yang patah. tapi disisi kanan karena posisi tangannya terlipat siku-siku, tidak terlalu terlihat tapi tetap masi ada yang menonjol di bagian luar. Aku tidak akan menceritakan jelas kenapa hal ini bisa terjadi, yang pastinya ini semua karena sebuah kecelakaan yang mengakibatkan aku dan kakak perempuanku jatuh dari motor. Awal kejadian aku merasa semuanya berasa lambat, dan tiba-tiba saja sudah terjadi, aku tergeletak di jalan (Berasa nonton film apa gitu). Hal yang aku takutkan adalah lenganku terpisah dari persendiannya, well aku gak bayangkan kalo aku bisa patah tangannya, hal ini tak terbayangkan sih. Tapi itu lah yang terjadi, mengalami hal ini aku tidak menangis karena aku mengalami sakit, padahal kalau kata orang lain; jika kita patah tangannya, kita bakalan merasa sakit sampai menitikkan air mata. Tapi, aku tidak demikian. Aku menangis karena aku merasa menyesal kenapa aku tidak dapat bergerak cepat saat tragedi itu terjadi, aku merasa aku tidak mampu melindungi diriku dengan baik. I felt sorry to my arm :') maaf ya tanganku. Saat kejadian itu, yang aku pikirkan adalah dua hal ini yang paling aku khawatirkan:
1. Bagaimanakah pekerjaanku? berhubung spt tahunan saat itu sedang berjalan prosesnya. Dan sebenarnya aku sempat mengalami sakit campak seminggu yang lalu.
2. Bagaimana kuliahku? Oh. hari itu aku sebenarnya ada test TOEFL. Padahal aku sudah membayar :')
Lalu, disaat seperti itu pula aku banyak struggle tentang pikiran negatif tentang diriku sendiri. God, I must have done something wrong to You, sampai aku harus mengalami hal seperti ini. Aku harus bertobat kepada Tuhan. :')
Oiya, sekarang tepat sudah 3 bulan semenjak tragedi itu terjadi. Selama perjalanan dari awalnya aku menggendong tangan kananku, aku belum bisa menulis dengan tangan kanan, aku juga tidak masuk kerja selama beberapa bulan, sampai akhirnya bulan awal april aku sudah masuk kerja kembali dan juga kuliah, dan tepatnya hari ini aku sudah melepas balutan pada tangan kananku.
Awal aku mengalami kejadian tsb, aku hanya menangis sekali atau dua kali karena tragedi itu (Karena aku merasa tidak bisa menjaga diriku). Tapi aku decide it, aku menenangkan diriku untuk tidak menangis ataupun mengasihani diri sendiri. Karena aku tau dengan benar, bahwa jika aku sedih itu malah akan memperparah kondisiku.
Saat itu, aku teringat dengan ayat ini, dan ayat tsb pula yang menjadikan aku kuat untuk tidak bersedih lagi.
Aku adalah salah seorang didunia ini, yang mungkin lebih sering mendengarkan opini orang lain dan lebih percaya apa kata orang daripada Tuhan sendiri. Ya. sekalipun aku masih mendengarkan kata Tuhan, tapi aku masih sangat sering mendengarkan perkataan orang meskipun sebenarnya kadang hal itu tidak benar.
Tapi, ketika lengan kananku patah, aku banyak belajar menyisihkan perkataan orang lain dan merenungkan apa kata Tuhan buat hidupku. Aku lebih banyak memilah apa yang aku patut dengar, apa yang seharusnya aku singkirkan.
Banyak sekali opini negatif yang menyampaikan bahwa tanganku tidak akan kembali seperti semula, atau aku harus operasi, tapi dihatiku dan aku yakin kalau aku tidak perlu operasi. Banyak keuntungan, dan hal yang aku pelajari selama masa-masa aku sakit.
1. Saat aku sakit, dan dirumah. Jujur saja aku tidak ada kegiatan dan tidak bisa melakukan hal-hal berat, jadi aku lebih banyak bermain dengan handphoneku dan aku download aplikasi The Sims Freeplay, jujur ini sempat mengikatku dan membawa dampak negatif. Tapi setelah aku kembali ibadah lagi, aku merasa Tuhan minta aku untuk menghapus game tsb, dan aku taat karena aku merasa ini akan memperburuk hubunganku dengan Tuhan.
2. Aku banyak kedatangan teman-teman gereja yang benar-benar care sama keadaanku dan doa-doa mereka menguatkanku. Aku melihat, bahwa ini adalah suatu hal yang perlu disyukuri pula, setidaknya nasibku tidak seperti Ayub yg teman-temannya malah membuat dia down. Haha.
3. Tuhan banyak memperlihatkan aku betapa Dia sangat peduli pada hidupku, Dia bahkan menggerakkan papa dan mamaku untuk merawatku dengan hati, dan menyediakan apa yang bisa mensupport kesembuhanku.
4. Aku merasakan rest sesungguhnya ketika aku benar-benar tidak disibukkan oleh pikiran dengan pelayanan maupun pekerjaan dan kuliahku (Bukan berarti aku mau lari dari tanggung jwb,tapi terkadang kita memang membutuhkan waktu berdiam diri, masalahnya aku bukan tipe orang yang bisa berdiam diri :') semacam martha )
5. Kalau kalian bersedia membaca, Yohanes 9:1-3 benar-benar menggambarkan kondisiku, dan aku merasa ini jawaban dari Tuhan bagiku saat itu. Karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam diriku.
6. Sebenarnya sejak tahun 2014 akhir, aku mengalami penurunan rohani, tapi Tuhan restore kembali spiritku sampai hari ini. Mungkin aku sempat mengalami tidak taat kepada Tuhan dan tidak tunduk pada otoritasku, tapi di momment-momment ini Tuhan jadikan ini Moment Allah yang tidak akan pernah tergantikan.Aku banyak mengalami hatiku dibentuk kembali.
So Now, I laughs without fear of my future. God never fail
With grateful heart,
.
No comments:
Post a Comment