Blogger templates

Tuesday, June 28, 2016

Almighty God


14/05/2016 - today.
Aku lagi diperhadapkan sebuah situasi yang mungkin banyak memproses hati ku dan proses bagaimana aku dapat berespon benar terhadap setiap masalah.

Proses bagaimana aku mengambil beberapa keputusan yang memberi banyak pertimbangan, tapi esensi yang Tuhan berikan adalah satu; mau taat sama perintah-Nya atau tidak?

Jadi beberapa waktu yang lalu, memang ada pertimbangkan untuk melakukan perihal A, tapi Allah tidak memberi damai sejahtera untuk aku pergi melakukan perihal A.
Dalam mengikuti keinginan pribadiku, aku adalah seorang yang lihai memberi alasan terhadap perkara-perkaraku, selalu ada alasan yang dapatku berikan agar Tuhan mengiyakan keinginanku.
Tapi, Allah saat itu hanya tersenyum dan menggoyangkan jari telunjuknya tanda tak setuju. 
Bukan itu yun,

Apa yang Kuperhadapkan kepadamu adalah perihal ketaatanmu kepada apa yang Ku katakan.


Mengingat aku pernah mengalami kegagalan baru-baru ini, aku pun akhirnya  belajar dari hal tersebut, lalu memutuskan dengan mantap bahwa; ya! aku bersedia untuk taat, karena aku percaya perintah-Nya berpaut pada kekekalan, dan bukanlah hal yang sementara seperti apa yg ku pertahankan sebelumnya, even aku harus kehilangan uang untuk taat terhadap perintahNya.

Lalu, selanjutnya....
Aku diperhadapkan terhadap imanku kepada-Nya.
Rasanya mudah sekali untuk percaya bahwa Allah menyertai ketika semuanya sedang baik-baik saja.
Jadi, akhirnya aku diberikan masa-masa dimana aku kuatir akan banyak hal yang ada dalam hidupku, seperti pekerjaan, kuliah, skripsi (targetku satu bulan sudah harus kelar menulisnya), target kerohaniaan, memuridkan, memperbesar kapasitas hati buat anak-anak yang sedang ku latih.


Banyak hal ini yang membuatku kuatir dan terus memikirkannya.
Seolah, aku emg bisa mengerjakannya sendiri.
Padahal aku tidak bisa, aku bukan siapa-siapa.
Di keterbatasanku lah, sepanjang bulan mei sampai sekarang Tuhan banyak ingatkan akan hal ini:

" Yun, kamu tau kan siapa Aku? Aku tuh Allahmu, seperti yang telah kamu ucapkan setiap hari di dalam doa, ucapan syukurmu maupun penyembahan. Jika Aku Allah, menurutmu apa yang dapat Aku lakukan sebagai Allah?"

Dan setiap Ia bicara seperti itu kepadaku, aku hanya bisa mengiyakan bahwa aku tau siapa Dia.
Allahku.

Terus-dan terus..

Aku terkadang masih suka terserang rasa kuatir akan sesuatu, 
dan Ia terus mengingatkan aku; Aku Allahmu yun.

Kenapa Tuhan terus menyatakan bahwa Dia, Allahku? 
Karena jika aku sadar Dia adalah Allahku, sesungguhnya aku tidak perlu kuatir sama sekali.
Karena Dia Allah yang tau apa yang dilakukan-Nya bagiku, apa yang dirancangkan-Nya bagiku maupun untuk semua orang didunia ini tak terkecuali.

Jadi, Seminggu lalu akhirnya aku terus declare kata ini,
Aku tau siapa Allahku, dan aku tau bahwa Dia Allah yang memeliharaku.
Sampai apa yang kuperkatakan di dalam doa dan ucapan syukur menjadi iman baru bagiku.
Kekuatiranku semakin berkurang..
Sampai akhirnya tiap aku terserang rasa kuatir, aku bisa membalikkan hatiku kepada kebenaran Firman Tuhan.

Tuhan sungguh adalah Allah yang dahsyat dan Maha Kuasa.
Ia berkuasa terhadap segala ciptaan dibumi maupun diluar bumi ini, mudah bagi-Nya untuk menjaga aku dan memenuhi setiap kebutuhanku. Jadi aku tak perlu gentar, tapi boleh percaya dengan iman. Ya. Dia Allahku, My Almighty God.

Apakah kau tau siapa Allahmu?

 "Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Amsal 3:6

With Love!



























Monday, June 20, 2016

Remembrance




"Because you have made the Lord your refuge,
and the Most High your dwelling place" Psalm 91:9


Hari ini mungkin tidak benar-benar disambut dengan hal yang menyenangkan buatku.
Dengan disambut kenyataan bahwa promo grabcar RAMADANGC sudah expired :")
Padahal beberapa hari ini aku sangat enjoy hari-hariku dengan naik grabcar dengan tarif yang terjangkau #JadiCurcol
Lalu ketika siang hari untuk pertama kalinya ditegur atasan dengan suara agak keras.
Bukan sesuatu yang terlihat baik dimataku.

Tapi setelah aku pulang ke rumah, dan aku ber quality time ria sama Dia.
I found this...
Respon yang berbeda ketika ditegur oleh atasanku.
Dulu... Aku jika ditegur, aku akan membantah dan tidak membiarkan diriku dipojokkan.
Aku akan tertuduh, hatiku akan sangat tidak damai setelah itu.
Sekarang... Meski awalnya aku merasa bahwa aku kaget dengan cara atasanku menegurku, tapi selama dia berbicara, aku tidak membalas didalam hatiku, aku tidak memberi jawab, tidak mengeluh di dalam hati, dan setelah selesainya dia berbicara, aku sama sekali tidak merasa tidak damai.

Ada damai yang tidak dapat diukur, entahlah.
Aku merasa aku aman, ada sukacita yang sangat besar setelah aku sadar akan hal ini.
Mungkin, jika aku tidak memberi diriku bertemu dengan Dia, aku tidak pernah sadar akan hal ini.

Di dalam dosa, aku bergumul setiap kali.
Terhadap emosi, terhadap ketidak taatan, dan lain-lainnya.
Aku lelah terkadang tapi aku tidak menjadi lemah tidak berdaya.

Setiap kali aku terjatuh, aku ingat janjiku pada Dia, bahwa aku akan terus bangkit.
Karena Dia sudah bangkit berkali-kali ketika Dia jatuh memanggul kayu salib yang begitu berat bagiku, bagi kita semua tentunya :) Dan Dia bangkit ketika Dia telah mati dikayu salib, terkubur di perut bumi selama 3 hari, lalu bangkit.
I rise as You are risen.

Jadi, apa yang hari ini aku ingin tuliskan adalah kenangan dikala aku meminta sama Tuhan, dan jawaban yang diberikannya pada tanggal 30 Maret 2013 lalu.


Saat itu, sebelumnya aku pernah berdoa kepada Tuhan, bahwa aku meminta Dia, untuk tidak pernah sekalipun melepaskan tanganku, even aku yang mau melepaskan tanganku dari-Nya.
Jangan pernah lepaskan.

Dan bukan hanya perkataan dan janji kosong dari-Nya, sampai saat ini pun aku merasakan bagaimana Ia setia pada janji-janji-Nya padaku. He will never let me go.
Apakah kalian ingat bahwa Tuhan pernah berjanji padamu?

Spark His love,

Saturday, June 18, 2016

FAITH

Hari ini aku baru saja merenungkan hal ini, I dont know menurut kalian bagaimana.
Entah ini sesuai dengan pandangan kalian atau tidak, tetapi inilah yang Tuhan coba bukakan kepadaku.

Sebelum membahas satu daripada itu, aku ingin memastikan hal ini.
Apakah kalian tahu bahwa Firman Tuhan itu bersifat kaya?
What I mean is....Firman Tuhan memiliki banyak arti sesuai kebutuhan kita tetapi tetap pada satu kebenaran yang mutlak dan absolut. Tidak terbantahkan. Tidak tergoyahkan. Dari dulu sampai dikeabadian tidak akan pernah berubah.

Contohnya: Ketika Pendeta A berkotbah tentang satu tema, dari sekian orang, pasti ada beberapa atau berjumlah banyak yang pulang membawa pengertian yang berbeda berdasarkan apa yang sedang terjadi kepadanya. Pendeta A berbicara soal value, lalu si B, C, D, dan E membawa pulang tentang value mengenai kehidupan sehari-hari, lalu ada si F dan G yang membawa pulang pengertian tentang value dalam hubungan/relationship. Padahal, fokus si pendeta A mungkin saja tidak sedang membahas value dalam kedua sisi tersebut tapi mengenai value dalam perjalanan ikut Tuhan.

Apakah yang mereka bawa pulang salah? tidak bisa dikatakan selama apa yang mereka tangkap masih sesuai dengan kebenaran daripada Allah, sesuai dengan kehendak Allah. (Lih. Roma 12:2)


Jadi tadi yang diatas hanya pembukaan saja :D

Apa itu iman ?
Dalam Ibrani 11:1 dikatakan bahwa:
" Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."

Pernah dengar kata-kata ini?
Yang penting itu bukan besar atau kecilnya iman kita, tapi ada atau tidaknya.
Memang pada umumnya ini agak benar, masalah pertama adalah apakah kita memiliki iman atau tidak?
Tapi iman yang kecil akan menjadi sebuah masalah.
Why????
Bukankah Tuhan berkata bahwa iman sebesar biji sesawi aja bisa mindahin gunung? (Lih. Matius 17:20)
Jadi it's not problem dong jika memiliki iman yang kecil?

Terkadang kita suka merasa bahwa semakin membaca Firman Tuhan, semakin banyak pertanyaan yang muncul, dan kita kerap kali bertanya-tanya; ini kok bertentangan dengan yang ini?
Pahami dan renungkan. Permasalahan sebenarnya adalah kita tidak pernah merenungkan secara dalam Firman-Nya, that's why kita mudah terbawa dengan ajaran ini dan ajaran itu.

Memiliki iman itu penting.
Mengapa? karena kita dibenarkan oleh iman (Lih. Galatia 3:24)

Apakah kita sudah memiliki iman? Sudah, ketika kau percaya bahwa Yesus telah lahir, seorang Mesias yang menyelamatkan hidup kita. Ketika kita percaya bahwa Yesus ada. Iman telah kau miliki. Kenapa?
Apakah kau pernah melihat Yesus didepan matamu? Pernahkah kau berjalan bersama-Nya melakukan mujizat? Tidak Pernah? Lalu mengapa kau percaya?
Karena IMAN.

Iman tidak bisa hanya sebatas percaya, tapi ia harus bertumbuh dan bertumbuh.
Karena biji sesawi pun bertumbuh untuk menjadi sesawi.

He replied, "You of little faith, why are you so afraid?" Then he got up and rebuked the winds and the waves, and it was completely calm. (Matthew 8:26)

Jesus immediately reached out and grabbed him. "You have so little faith," Jesus said. "Why did you doubt me?" (Matthew 14:31)

Berhubungan dengan ayat Ibrani 11:1 yang mengatakan iman adalah bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat; di ayat 2 Korintus 4:18 dikatakan bahwa yang tak kelihatan adalah kekal. Iman kita menyambung terhadap kekekalan karena Yesus adalah kekal. 

<Aku suka dengan kata kekal ini, karena membayangkan bagaimana aku pernah bisa hidup kekal adalah ketika aku memeluk imanku kepada-Nya. Aku berjumpa dengan-Nya di dalam ruang kekekalan. hihi >

Roma 8:25 berkata "tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun."



Iman yang benar dihadapan Tuhan akan mengalami proses pertumbuhan terus menerus, iman kita akan membuat kita menjadi lebih tekun, firman Tuhan berkata seperti itu.
Melihat kebingungan yang nampak mengenai bagaimana untuk mengusahakan iman bertumbuh, Ibrani 12 menjelaskan kuncinya, yaitu; kita harus bertekun didalam iman. 
Iman kita terhadap Tuhan terus diuji seperti sebuah bangunan yang dibangun diatas dasar yang benar, dengan bahan yang tepat, (Lih. Matius 7:24-27)
Dan pekerjaan yang kita lakukan, apa yang kita tabur, kelak akan diuji oleh api (1 Kor 3:13)

Iman kita dapat bertumbuh, dan Tuhan pun menghendaki kita untuk semakin percaya sama Dia, tapi ada harga yang harus dibayar, dibutuhkan pengorbanan demi pengorbanan untuk bertekun dalam iman, kematian atas ego kita, perasaan kita, kehendak kita. Apakah kita mau melepaskan apa yang tidak kekal demi kekekalan itu? Apakah kita mau surrender to Jesus?

Ingat, keputusan berada ditangan kita. Mau bertekun atau tidak.

With grateful heart,







Sunday, June 12, 2016

Leader's problem #1

Leader's problem
Part 1


Mengapa aku beri judul leader's problem, karena aku rasa memang ini kerap kali menjadi pergumulan para leader-leader yang ada.
Sadar/tidak sadar.

Suatu hari, ketika di masa rest sudah dimulai, aku mendengar banyak kabar mengenai  anak2 yang sedang aku bina, bahwa mereka seperti sebuah domba yang sedang dicerai berai.
Aku khawatir pada mereka saat mendengar hal itu, dan kabar itu membuat aku tidak fokus pada masa-masa yang seharusnya aku bisa lebih banyak berdiam diri, pikiranku entah kemana.

Aku ingat saat itu, aku akhirnya mencoba bergerak (karena panik) dengan menakut-nakuti leader lain agar dia lebih bergerak cepat, Leader A tidak bergerak juga, aku berpindah kepada Leader B untuk menakutinyaa.. (tidak patut dicontoh)
Saat itu, Tuhan bertanya kepadaku :
Are you her savior?

BANG!!!!
Seperti dengungan keras pada telingaku, aku tercengang dengan pertanyaanNya.

Sejenak aku terdiam, dan aku sadari bahwa aku bukan Juru Selamat mereka, tapi Yesus. (Mat 12:21)
Selama ini, terkadang aku sering menyalahi teritorialnya Allah, ada part dimana aku tidak bisa melakukan ini, karena ini adalah bagiannya Allah.

Paulus berkata, kepada jemaat Korintus :
" Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan." 1 Korintus 3:6

Aku sering lupa (dan mungkin kalian juga?) tentang hal ini, ada masa dimana aku harus mati sebagai seorang leader yang artinya aku membiarkan Allah yang guide orang-orang yang aku lead, dan ada masa Allah mengijinkan aku yang lead mereka.

Tapi, kebanyakan dari kita suka sekali menggunakan cara kita sendiri, yang kita anggap benar dan motiv kita baik.

Mungkin motivasinya baik, tapi secara tidak langsung kita sendirilah yang membunuh mereka secara perlahan karena pertumbuhan didapatkan dari Allah, pribadi yang harusnya mereka kenali lebih dalam adalah Kristus. Bukan Kita.

Setelah aku mendapatkan pertanyaan itu pun, aku mulai merenungkan itu baik-baik dan aku berserah dan hanya mendoakan anak-anak tsb. Aku mengerti saat itu, bahwa hal yang Allah ingin aku lakukan adalah berdoa untuk mereka dan menggantungkan kepercayaanku kepada-Nya.

Lagipula, bukankah mereka semua adalah kepunyaan Allah?
Bukankah segala hal yang ada di dunia ini adalah milik kepunyaan-Nya?
Tidak ada yang dapat luput dari tangan-Nya.

Jika kau sedang mengalami hal ini, maukah kau sadar siapa Dia, siapa Allah yang kau sembah?
Jika kau sadar siapa Dia, kau akan mendapatkan pengertian itu.

With grateful heart,