14/05/2016 - today.
Aku lagi diperhadapkan sebuah situasi yang mungkin banyak memproses hati ku dan proses bagaimana aku dapat berespon benar terhadap setiap masalah.
Proses bagaimana aku mengambil beberapa keputusan yang memberi banyak pertimbangan, tapi esensi yang Tuhan berikan adalah satu; mau taat sama perintah-Nya atau tidak?
Jadi beberapa waktu yang lalu, memang ada pertimbangkan untuk melakukan perihal A, tapi Allah tidak memberi damai sejahtera untuk aku pergi melakukan perihal A.
Dalam mengikuti keinginan pribadiku, aku adalah seorang yang lihai memberi alasan terhadap perkara-perkaraku, selalu ada alasan yang dapatku berikan agar Tuhan mengiyakan keinginanku.
Tapi, Allah saat itu hanya tersenyum dan menggoyangkan jari telunjuknya tanda tak setuju.
Bukan itu yun,
Apa yang Kuperhadapkan kepadamu adalah perihal ketaatanmu kepada apa yang Ku katakan.
Mengingat aku pernah mengalami kegagalan baru-baru ini, aku pun akhirnya belajar dari hal tersebut, lalu memutuskan dengan mantap bahwa; ya! aku bersedia untuk taat, karena aku percaya perintah-Nya berpaut pada kekekalan, dan bukanlah hal yang sementara seperti apa yg ku pertahankan sebelumnya, even aku harus kehilangan uang untuk taat terhadap perintahNya.
Lalu, selanjutnya....
Aku diperhadapkan terhadap imanku kepada-Nya.
Rasanya mudah sekali untuk percaya bahwa Allah menyertai ketika semuanya sedang baik-baik saja.
Jadi, akhirnya aku diberikan masa-masa dimana aku kuatir akan banyak hal yang ada dalam hidupku, seperti pekerjaan, kuliah, skripsi (targetku satu bulan sudah harus kelar menulisnya), target kerohaniaan, memuridkan, memperbesar kapasitas hati buat anak-anak yang sedang ku latih.
Banyak hal ini yang membuatku kuatir dan terus memikirkannya.
Seolah, aku emg bisa mengerjakannya sendiri.
Padahal aku tidak bisa, aku bukan siapa-siapa.
Di keterbatasanku lah, sepanjang bulan mei sampai sekarang Tuhan banyak ingatkan akan hal ini:
" Yun, kamu tau kan siapa Aku? Aku tuh Allahmu, seperti yang telah kamu ucapkan setiap hari di dalam doa, ucapan syukurmu maupun penyembahan. Jika Aku Allah, menurutmu apa yang dapat Aku lakukan sebagai Allah?"
Dan setiap Ia bicara seperti itu kepadaku, aku hanya bisa mengiyakan bahwa aku tau siapa Dia.
Allahku.
Terus-dan terus..
Aku terkadang masih suka terserang rasa kuatir akan sesuatu,
dan Ia terus mengingatkan aku; Aku Allahmu yun.
Kenapa Tuhan terus menyatakan bahwa Dia, Allahku?
Karena jika aku sadar Dia adalah Allahku, sesungguhnya aku tidak perlu kuatir sama sekali.
Karena Dia Allah yang tau apa yang dilakukan-Nya bagiku, apa yang dirancangkan-Nya bagiku maupun untuk semua orang didunia ini tak terkecuali.
Jadi, Seminggu lalu akhirnya aku terus declare kata ini,
Aku tau siapa Allahku, dan aku tau bahwa Dia Allah yang memeliharaku.
Sampai apa yang kuperkatakan di dalam doa dan ucapan syukur menjadi iman baru bagiku.
Kekuatiranku semakin berkurang..
Sampai akhirnya tiap aku terserang rasa kuatir, aku bisa membalikkan hatiku kepada kebenaran Firman Tuhan.
Tuhan sungguh adalah Allah yang dahsyat dan Maha Kuasa.
Ia berkuasa terhadap segala ciptaan dibumi maupun diluar bumi ini, mudah bagi-Nya untuk menjaga aku dan memenuhi setiap kebutuhanku. Jadi aku tak perlu gentar, tapi boleh percaya dengan iman. Ya. Dia Allahku, My Almighty God.
Apakah kau tau siapa Allahmu?
"Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Amsal 3:6
With Love!
No comments:
Post a Comment