Blogger templates

Saturday, July 23, 2016

Journey between Us : Specifically

Journey between Us
Beberapa minggu lalu, Tuhan memintaku untuk menulis hal ini di dalam blogku, The beginning adalah benar-benar awal aku bertobat dan menerima Yesus dengan sungguh-sungguh. Dan Tuhan minta aku menuliskannya secara spesifik. So Here the story....


Aku sudah menjadi Kristen sejak aku kecil, mengikuti keluargaku ikut ke gereja sejak aku kecil.
Ayahku bukanlah Kristen, tetapi dia meminta anak-anak dan keluarganya masuk dalam Kristen.
Aneh bin ajaib. HAHA
Aku rasa ini namanya sebuah takdir yang tidak akan pernah ditentang oleh siapapun.

Saat aku SD, aku berpindah ke gereja yang orangtuaku ajak, dan aku kesekolah minggu tidak begitu rajin, hanya saat ada event asyik dan bisa bermain. HAHA dasar anak-anak.

Saat aku kelas 5/6 aku dibaptis di sebuah gereja, yang jadi tempat dimana kakak perempuan yang ke3 ku dan mamaku dibaptis, aku ingat tanggal baptisku itu 2 Desember 2004.
Tapi saat itu, aku tidak benar-benar sudah terima Yesus dengan sungguh-sungguh. Tidak.

Digerejaku ini, aku mulai masuk dalam pelayanan perjamuan kudus, berbagian dalam persekutuan doa, mengikuti pelatihan anak muda, belajar bersaksi di ibadah umum.
But, so sad to say this.. Aku tidak benar-benar kenal siapa Dia.
Aku melakukan kesemua hal, tanpa aku memandang Dia, karena Aku tidak benar-benar mengenal Dia.

Saat SMP, aku bersahabat dengan ketiga teman yang sangat ekstrovert, jujur aku sebenarnya dari kecil sangat introvert. Akhirnya, kedua temanku ini mengajakku untuk ikut komunitas sel dari komunitasnya.
Saat itu, katanya salah seorang temanku terkena sakit batu ginjal, aku lupa apa penyakitnya, intinya dia harus cuci darah setiap minggu.. dan saat itu mereka, kami semua berdoa dan menumpangkan tangan buat dia, dan mendoakan kesembuhan buat temanku ini.

Beberapa waktu kemudian, temanku ini bercerita bahwa penyakitnya sudah sembuh. Entah, aku tidak percaya benar atau tidaknya dia sakit sebenernya hahaha.. Akhirnya aku komsel hanya ikut 4kali, karena kabarnya komsel itu bubar.

Lalu, semenjak itu, aku berjelajah ke gereja-gereja. Aku mencari tahu siapa Dia.
Aku mau mengenal Dia, jadi aku mencoba mencarinya kemana-kemana..3 Gereja  lebih telah aku datangi, tapi aku tidak menemukan siapa Dia. Aku sedih, suatu hari di moment khusus disebuah gereja, aku melihat wanita disebelahku menangis sambil menyembah Tuhan, ada bahasa aneh yang aku tidak mengerti.
Disitu aku tau, itu adalah bahasa roh
Di gerejaku, tidak ada bahasa roh, jadi aku akhirnya coba mempelajari bahasa ini.. karena sepertinya karena bahasa ini, aku mungkin lebih bisa mengenal Dia. Jadi suatu malam, aku duduk sendiri dalam kamarku, menyanyikan lagu haleluya sebanyak 12kali, aku mendengar dari seorang teman atau darimana sumbernya aku agak lupa, katanya kita akan dapat berbahasa roh dengan menyanyikan lagu haleluya sebanyak 12kali.

LOL

Ini sebenarnya agak konyol buatku, dan benar saja. Aku tidak mendapatkannya. Aku menyerah, akhirnya aku melanjutkan hidup tanpa mencoba mencari dan mengenal pribadi ini.
Kembali ke gerejaku, aku lakukan apa yang aku mau lakukan dan aku bisa lakukan.

Menginjak SMK, aku diajak salah satu sahabatku untuk ke gereja yang terkenal dengan pendeta muda yang suka membuat orang muntah. wkwk. namanya Moses.
Sejak itu, aku takut dan menghindari gereja ini, tapi aku menerima ajakan temanku sekali untuk ke gereja ini. Dan tidak ada hal yang spesial yang aku alami saat itu.

SMK akhir, tahun 2011, aku diputuskan pacarku, dan aku merasa hancur karena aku sudah sangat serius dengannya. Aku bingung kepada siapa aku harus mencurahkan hatiku yang hancur ini, pertama kalinya ketika aku patah hati, aku tidak bisa tidur semalaman dan dadaku saat itu begitu sesak (Daebak!)
Nafsu makan menghilang, tapi hebatnya, dengan hikmatku, aku tetap mempertahankan nilai pelajaranku. Pikirku, aku harus bisa profesional wkwk.

Tahun 2012 awal, aku kerumah salah seorang teman sekelasku, dia adalah salah satu pemimpin di gereja yang aku sebut ada pendeta muda itu. HAHA. Aku membantu temanku ini untuk mengerjakan tugas akuntansi saat itu, dan entah.... yang aku ingat saat itu aku tiba-tiba menangis sesegukan, aku mungkin lupa kenapa bisa seperti itu, bagaimana awalnya, tapi aku ingat betapa sakit dan hancurnya aku saat itu.

Dan entah apa yang aku katakan kepadanya, sejak itu dia mencoba membantuku untuk move on, dan kami sejak itu menjadi seorang sahabat. Aku bisa katakan ini, orang ini adalah salah seorang yang paling berarti dalam journeyku bersama Tuhan, karena dia, aku akhirnya mengenal pribadi ini.

Saat itu, di hari minggu, seperti biasa. Temanku ini mengadakan komsel dirumahnya, dan saat penyembahan, tiba-tiba ada salah satu teman dekat dari sahabatku ini menghampiriku dan berbisik ayat Yesaya 43:4
"Karena engkau berharga.." dan seketika aku mengucurkan airmataku, aku tidak pernah mengerti kenapa hanya dibisikkan kata itu, aku bisa mengucurkan airmata seperti air mancur ini. Saat itu aku cuman dapat mengatakan, You got it Lord. Tuhan menemukan kunci dari hatiku. 

Dan aku menangis tiada henti-hentinya, aku hancur tapi aku ditemukan-Nya dan dipeluk-Nya. Itu yang kurasakan saat itu..


How precious is Your unfailing love, O God! All humanity finds shelter in the shadow of Your wings.

  Sejak hari itu, aku akhirnya ke gereja sahabatku ini, tapi tidak berhenti disana, sekalipun Tuhan banyak bicara padaku saat itu, tapi....mantanku terus menghantui hidupku, dia terkadang suka tarik ulur dengan hatiku... </3 
Jadi aku sering goyah dan rasanya tidak enak jika aku masih mencoba mendekat kepada Tuhan karena hal ini. Mantanku ini, bukan seorang yang memeluk agama yang biasa, banyak orang bilang sektenya adalah sekte sesat, tapi aku rela melepas Tuhan agar aku bisa bersama dia.... Bodoh.

Tapi itu kenyataannya...
20 Agustus 2012 aku coba untuk melepas Tuhan, dan aku kembali kepada mantanku ini.
Tapi karna suatu tragedi, aku dan dia akhirnya berpisah....aku sadar, perasaanku tidak benar-benar setulus itu lagi kepadanya.. ada yang berubah..

Dan akhirnya kami berpisah dan sejak saat ini tidak pernah bertemu lagi.
Sejahat dan sekejam apa pun dia, aku bersyukur karena dia, aku banyak belajar sesuatu, aku tidak mau lagi dikontrol oleh perasaanku, dan aku lebih berpikir luas dan tidak sempit. Oh! dan aku mengenal Tuhan karena dia mematahkan hatiku. (Thanks to you!)

21 Agustus 2012 aku memutuskan untuk ikut Tuhan and never leave His side.
Until now, mungkin terkadang aku ingin melepaskan diri karena aku terlalu sering menyakiti hati-Nya, tapi entah kenapa aku sadar aku tidak pernah bisa hidup tanpa-Nya.

I love You so much Lord, aku tidak pernah mengatakan ini sejak aku putus dari mantanku ini, dan ini khusus diperuntukan untukMu.


But let the godly rejoice. Let them be glad in God's presence. Let them be filled with joy.
Jadi, inilah cerita dibalik kenapa aku merasa bahwa Dia saja cukup, aku telah mencari-Nya kemanapun, aku menantikan-Nya namun aku tidak menemukan-Nya, sampai akhirnya Dia yang menemukanku. Dan dalam kehancuranku Ia memeluk hatiku dan mengatakan aku berharga.

Bukankah Ia begitu manis? <3 


I walk by faith, and not by sight.
Tidak akan pernah mudah untuk mengasihi-Nya, tapi menantikan-Nya membuat aku disegarkan.
I love love love love Him so much.


"But those who trust in the Lord will find new strength. They soar high on wings like eagles. They will run and not grow weary. They will walk and not faint."

God bless! 

Friday, July 8, 2016

Story Telling #1


Salah satu goal settingku tahun ini, adalah menceritakan kembali Firman Tuhan melalui sebuah kisah yang simple dan dapat dimengerti kepada sesama pembaca, maksudnya, membuat sebuah cerita atau story telling mengenai firman yang telah tertulis contoh kisah Martha dan Maria tempo lalu yang aku tuliskan di sini .

Jadi cerita apa yang akan aku paparkan ulang?
>.<

Kisah ini dikutip dari Lukas 18:9-14

Di suatu hari yang begitu padat dengan penduduk yang datang untuk berdoa di Rumah Allah, banyak orang berbondong-bondong kesana. Ada dua orang yang begitu mencolok yang tiba disana, satu adalah seorang Farisi, dan satunya lagi adalah seorang pemungut cukai.

Pemungut Cukai seperti yang kita kenal adalah orang yang dikenal berdosa, karena mereka mengambil uang dan memungut denda dari orang lain terutama yang miskin. Tidak pandang bulu.

Orang farisi dari pakaiannya saja sudah terlihat siapa dia, seorang yang terpandang dan yang fasih dalam taurat.

Tapi tidak peduli siapa mereka, mereka berdua memiliki satu tujuan yang sama datang ke Rumah Allah, yaitu untuk berdoa.
Tapi sangat berbeda  doa mereka dengan penampilan yang mereka perlihatkan kepada dunia.
Surga menerima doa mereka dan menilai mereka melalui hati.
Sebab ternyata orang Farisi tersebut berdoa dengan memandang rendah pemungut cukai tsb dengan berkata dalam hatinya; aku bersyukur aku tidak seperti pendosa-pendosa ini yang dengan segala kelakuannya berbuat dosa tak henti-hentinya, berbeda dengan mereka, aku selalu melakukan hal-hal baik dan mengembalikan kembali apa yang menjadi milik-Mu. tentulah aku tidak seperti dengan pemungut cukai ini pula.

dan,
Pemungut cukai itu berdoa dalam hatinya: ampuni aku yang berdosa ini Tuhan, kasihanilah aku.
Tanpa berani menengadahkan mukanya ke langit atau pun memandang kepada surga, ia hanya memukul dirinya sendiri dan merasa bersalah akan keadaannya.

Dan Yesus berkata dalam kisah yang dipaparkan-Nya dalam perumpamaan ini;
Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang kerumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak.

" Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Surga pun mengeksekusikan bahwa pemungut cukai ini pulang dan dibenarkan oleh Allah, karena pemungut cukai ini sadar bahwa dia adalah orang yang berdosa, sedangkan orang Farisi ini merasa bahwa dia lebih baik dari pemungut cukai ini karena ia mengukurnya dari perbuatan tidak dari hatinya sendiri.

Seberapa banyak dari kita, menilai orang lain dari perbuatan mereka tapi tidak melihat bagaimana buruknya hati kita ketika kita menilai buruk orang lain. Jangan lupa, Semua orang didunia ini, adalah ciptaan-Nya.
Apakah kita sudah lebih baik dari mereka? bukan kita yang menilai, tapi Allah.

Bertobatlah, sebab semua orang sudah jatuh dalam dosa, dan telah kehilangan kemuliaan Allah.
Namun oleh Kasih Karunia, Allah memberikan Anak-Nya sebagai ganti dosa kita dan maut yang harus kita hadapi. Simple karena kasih karunia Allah bukan hasil usaha kita.

Love!



Let Me Be a Woman


Holla!
Kemarin, aku baru menyelesaikan membaca buku ini.
Tarraaaaa!

Jadi, aku berinisiatif menuliskan apa yang aku dapat dengan maksud mensupport teman-teman wanita sekalian untuk segera membeli dan membaca buku ini, oh! para pria juga dapat memberikan ini bagi pasangannya (yang wanita ya! tulen!).

Buku ini aman dikonsumsi bagi wanita yang......
(Lol mengkonsumsi, maksudnya buku ini aman untuk dibaca kok. haha)
Buat segala kalangan, termasuk wanita yang ingin menikah, melajang, yang sedang berpacaran, yang masih single, for preparing urself.

Buku ini gak menceritakan sebagai wanita itu kita harus berpakaian feminim, No. Atau sebagai wanita kita harus berdandan dengan rambut tergerai, No.

Buku ini lebih banyak membahas, sebagai wanita kita diciptakan oleh Tuhan dengan kehendak-Nya yang sempurna tanpa ada kecelakaan pada rancangan-Nya.
Dia memiliki rencana atas penciptaan-Nya, termasuk menjadikan kita sebagai seorang wanita.
So....jangan pernah berkata bahwa dirimu seharusnya dilahirkan sebagai pria.
Karena dengan mengatakannya saja, kita sudah tidak percaya bahwa Allah mampu memberikan kita identitas yang benar.
Tidak mungkin sebuah bejana berkata kepada pembuatnya untuk mengubahnya menjadi sebuah keramik. Tuhan tau untuk apa dan rencana apa yang ada padamu saat Ia menciptakanmu!

Selain membahas bahwa kita seorang wanita, dan kita diciptakan dengan rencana yang indah oleh Pencipta kita, penulis buku ini menuliskan beberapa kunci pernikahan yang berhasil.
Dan ada beberapa  hal menarik yang dituliskannya, yang tidak pernah aku temukan selama ini.
Hal ini sebenarnya simple dan kita harusnya sudah mengetahui ini.

Hal itu adalah:
1) Sebuah pilihan memiliki batas.
Terkadang kita suka mau segala hal yang kita inginkan, padahal konsepnya itu begini: ketika kita memilih A berarti kita tidak bisa memilih B C atau D. Ketika kita memilih untuk menikah dengan James, berarti kita tidak bisa menikah dengan Andrew, Fedro, dll (LOL ) Ketika kita memilih untuk melakukan sesuatu, berarti kita tidak bisa melakukan hal lain saat itu.
2) Apapun Gender kita, kita memiliki keterbatasan.
Dalam jadi wanita atau pria, ada batasan yang Allah berikan sejak kita diciptakan. Jadilah dewasa dengan menerima hal itu, dan hargailah apa yang telah diberikan-Nya. Sulit jika wanita memaksakan untuk mengangkat berton-ton barang dibandingkan pria untuk mengangkatnya, jadilah dewasa untuk menerima bahwa kita sebagai wanita memiliki feminitas dan keterbatasan.
3) Manifestasi apa yang kita percayai.
Kehidupan kita, atau bisa disebut bagaimana kita sehari-hari memanifestasikan apa yang kita percayai, kebenaran apa yang kita miliki.
4) Bersyukur!
Bersyukurlah atas apa yang sudah Tuhan berikan dalam hidup kita, dan jangan biarkan apa yang tidak diberikan/belom diberikan merusak apa yang sudah diberikan.
5) Pendosa, Pria, Suami dan Pribadi.
Prinsip ini begitu esensi sekali, karena dia menjelaskan untuk kita ingat siapa yang kita nikahi kelak.
Bahwa dia adalah 4 hal ini. (sebaiknya yang penasaran, beli dan baca buku ini. haha. ini sangat membantu buat yang suka ribut karena hal-hal kecil dan yang rumah tangganya mungkin lagi bermasalah)
6) Seni dari Penundukan Diri.
Seorang wanita diberi penundukan diri kepada suami, oleh Allah. Bukan untuk membuat wanita menjadi kelihatan lemah atau terinjak,Tapi penundukan diri menjadi panggilan untuk kita.
7) Apa itu Seks secara alkitabiah.
Seks bukanlah hal yang sangat penting dan utama, meskipun itu penting, tapi seks harus dikendalikan.Seks tidak dapat memberi kepuasan tertinggi, tapi hanya kehendak Allah lah yang memberi kepuasan tertinggi.

Banyak lagi yang dia bahas dan sangat memberkatiku.
So, aku berharap teman-teman bisa mendapatkan buku ini dan membacanya bukan hanya sebagai pengetahuan saja, tapi boleh dipraktekkan dalam kehidupan dan perenungan terus-menerus!

Bless you!

Wednesday, July 6, 2016

Want You?



Sebenarnya hal ini sudah ku alami beberapa waktu yang lalu, tapi rasanya masih fresh untuk diceritakan.

Tahun 2014 lalu atau menjelang tahun 2015 aku mendapat banyak kritikan dari beberapa teman komunitasku, mengenai beberapa hal.
Waktu itu kondisinya aku lagi dalam tertekan karena pekerjaan dan hubungan sama Tuhan akhirnya drop banget.
Dan tadi aku baru kelar dengar kotbah pendeta J.R ini, dan bener banget pas dia bilang kalau hubungan kita sama Tuhan menentukan bagaimana hubungan kita sama sesama kita. Karena, waktu kondisi hubunganku sama Tuhan jadi memburuk, aku pun berasanya selalu sensitif sama siapa pun yang mencoba menasihatiku even mereka bilang mereka mengasihiku.

Pada waktu itu aku sampai pada puncak dimana, aku mengeluarkan statement: Jika mereka benar-benar mengasihiku, caranya gak akan menyakiti seperti ini.

Mereka tidak benar-benar mengenalku, I hate it when they act like they know me so well.
Karena aku tidak pernah benar-benar terbuka 100% pada manusia mana pun didunia ini, dan aku sulit untuk terbuka dengan orang lain. Even teman yang menurut banyak orang terlihat dekat denganku, karena aku tidak pintar mengekspresikan hatiku kepada orang lain.

That's why aku tidak suka dikomentari seakan orang tersebut mengenalku sangat, siapa pun itu.

Tapi, berbeda dengan Tuhan.
Aku selalu bisa mengekspresikan hatiku sama Dia, maka dari itu lebih mudah Tuhan yang tegur secara langsung kepadaku daripada orang lain menegurku.

Padahal, cara kerja Tuhan sekarang, akan lebih banyak memakai orang-orang sekitarku untuk memprosesku, menegur dan menasihatiku, tapi aku tidak suka kalau orang lain yang lakukan part itu.

JADI GIMANA????

Moment dimana hubunganku memburuk sama Tuhan, Tuhan berbicara melalui teman komunitasku.
But, aku tidak suka cara mereka menasihatiku dan cara-cara mereka menegurku.
Akhirnya aku tidak mendengarkan mereka. Dan Tuhan tidak kunjung-kunjung terdengar suara-Nya, karena saat itu hubunganku dengan Tuhan lagi memburuk (Aku sulit membedakan mana suara-Nya dengan suara pikiranku).
Dan aku tenggelam dan tenggelam, sampai akhirnya.....Tuhan terasa menampakkan diri-Nya lagi dengan menerobos segala batasan yang ada.

Awal 2016 Tuhan seperti sedang membenarkan paradigma-paradigmaku yang mulai tidak benar.
Sampai akhirnya aku tiba pada pengertian-pengertian ini:
Kita seringkali mudah untuk menerima saran dan kritik orang lain, ketika cara mereka menyampaikan sesuai dengan standarisasi yang kita miliki dan kita buat. Dan jika mereka membelot dari semua itu, kita menganggap mereka ini salah, jahat, kita menolak perkataan mereka.

Memang benar, kita harus hati-hati dalam penyampaian saat menegur maupun menasihati orang lain, agar pesan dan maksud kita tersampaikan dengan baik.

Tapi, ada fenomena ini.
Dimana sebenarnya justru dalam cara penyampaian yang tidak sesuai dengan pribadi kita, hati kita diproses, dan kapasitas hati kita semakin diperbesar.

Please.
Ini butuh kedewasaan utk mengerti ini.
Yesus lemah lembut, tapi ada saat dimana ketika Dia menegur murid-Nya, Ia menegur dengan keras. (Lihat Yoh 6)

Hal ini pun cukup membuat aku tertampar, bagaimana aku bisa diperbesar kapasitas hatiku dan semakin dewasa kian harinya, jika aku terus bermanja-manja dengan berharap setiap teguran yang mendatangkan kebaikan buatku sesuai dengan cara yang aku mau dengar?

Seperti ketika Yesus berkata, jika kita mengasihi orang yang mengasihi kita, apakah upah kita?
Dimana bedanya? Orang lain pun bisa melakukan demikian, itu hal yang sangat mudah, tidak butuh proses.
Tapi, orang yang dewasa mencintai proses.

Jika memang Tuhan ijinkan kita ditegur dengan cara yang lumayan keras, terima itu dengan sukacita selama itu sesuai dengan kebenaran dan mendatangkan kebaikan untuk proses hati kita.
Dan kalau Tuhan ijinkan kita ditegur dengan lemah lembut, terima dengan sukacita pula karena semuanya mendatangkan kebaikan buat kita.

Memang terkadang, nasihat atau teguran orang lain tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya yang sedang kita alami, tapi tetap, Tuhan selalu lihat hati kita.
Bagaimana kita berespon ketika rasanya apa yang org lain katakan ini tidak tepat (atau kamu merasa dia sok tau ttg kasusmu mungkin. ) ?

Karena Tuhan lihat hati, bukan pada apa yang kita perbuat aja.

"Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati." 1 Samuel 16:7b

God bless!

Friday, July 1, 2016

WHAT HAPPENS TODAY



Beberapa minggu ini, aku banyak mengalami Tuhan ajar respon hatiku dimana pun aku berada.
Banyak pula perkataan-Nya yang comfort my soul :D

" In the multitude of my thoughts within me, thy comforts delight my soul."


Kita mengerti hal ini bahwa Tuhan memberikan kita "Free will" oleh karena itu terhadap setiap hal yang diperhadapkan kepada kita memiliki nama yaitu "sebuah pilihan".
Kita punya kehendak bebas, Allah pun memilikinya.
Ternyata secara lahiriah, kehendak kita kebanyakan tidak sejalan dengan kehendak Bapa disurga.
Terlebih kita yang tidak mengenal Allah. (sorry to say this)


 Dikatakan dalam Firman Tuhan, di Isaiah 55:8
" For my thoughts are not your thoughts, neither your ways my ways." declares the LORD.
Beberapa waktu ini aku sempat salah melangkah dan terlalu terburu-buru dalam mengambil sebuah tindakan, yang akhirnya aku harus mengalami konsekuensi yang panjang dari apa yang telah ku pilih.
Berjalan tidak sesuai dengan kehendak-Nya ternyata jauh lebih menyakitkan daripada kita berjalan mengikuti kehendak-Nya.

Banyak yang berkata, Berjalan mengikuti kehendak-Nya begitu sulit dan menyakitkan, well. it's worth the fight! Menyakitkan karena kita harus matikan daging, dan sangkal diri kita. Tapi, kehendak-Nya membebaskan kita dari setiap belenggu, dibandingkan kita memilih jalan kita sendiri.

Hari ini, Tuhan berbicara banyak untuk aku mengerti hal ini.
 24 April lalu, Tuhan bicara secara jelas kepadaku mengenai Yehezkiel 36:26
Hati yang taat ternyata adalah sebuah kunci dari bagaimana kita bisa hidup melangkah sesuai kehendak dan jalan-jalan-Nya.


Dan hari ini, ada sesuatu yang baru yang dinyatakan-Nya melalui Matthew 7:15-23.
Ada sesuatu yang menarik di versi The Message nya, pada ayat ke 21-23
" Knowing the correct password—saying 'Master, Master', for instance—isn't going to get you anywhere with me. What is required is serious obedience—doing what my Father wills. I can see it now—at the Final Judgement thousands strutting up to me and saying, ' Master, we preached the Message, we bashed the demons, our God-Sponsored projects had everyone talking.' And do you know what I am going to say? 'You missed the boat. All you did was use me to make yourselves important. You don't impress me one bit. You're out of here.' "

It is required serious obedience in doing Father wills.
On this day, so much people serve God just doing not being.

Banyak orang melayani Tuhan ternyata hatinya sangat jauh kepada Tuhan, That's why gak heran kalau orang-orang tersebut yang kayaknya melakukan tanda-tanda orang percaya (mujizat2) malah ditolak sama Tuhan. Karena, jahatnya hati mereka, mereka menduga bahwa apa yang telah mereka lakukan itu adalah mereka yang melakukannya dan mencari pujian dari manusia.

Pasti, orang tersebut tidak memberi waktu untuk berdialog dengan Kristus, atau memiliki perjumpaan dengan Tuhan, karena Tuhan berkata Ia tidak mengenal mereka. (Bukankah Dia Allah, masa iya Dia tidak  mengenal kita? kan Dia yang menciptakan (?) ternyata hal ini berbicara hal yang berbeda loh)

Kenapa dikatakan tidak mengenal, karena Tuhan memiliki plan buat hidup kita.
Yunita yang berjalan sesuai dengan plan, Ia kenal Yunita yang seperti itu, terlebih lagi Yunita yang meluangkan waktu bersama-ya. Sedangkan jika aku melakukan yang sebaliknya.
Dia tidak akan dapat mengenalku.

contoh lebih simplenya : Kita membuat cetak biru mengenai rumah kita yang indah, tapi ternyata sebagian designnya banyak yang dirubah oleh arsiteknya, sehingga saat rumah impian kita sudah selesai, kita terbingung-bingung kayaknya ini bukan rumah yang aku buat deh. Ini kayaknya rumah org lain.

 Untuk melangkah sesuai dengan rencana-Nya diperlukan sebuah ketaatan secara total, dan ketaatan dihasilkan dari seberapa sering kita menundukkan diri kita kepada Kristus, bagaimana kita bisa menundukkan diri kita kepada Kristus yaitu seberapa kita sering bergaul karib dengan Kristus?

Aku mungkin masih dalam proses dan perjalanan dalam hal ini, tapi mari kita bersama-sama berjalan menuju rencana-Nya, tapi yang pertama adalah apakah kita sudah bergaul karib dengan Tuhan?
Bukan sekedar saat teduh, menyembah, tapi seberapa kita banyak buka hati kita sama Dia termasuk hal-hal yang kita coba sembunyikan selama ini, juga seberapa sering kita menyerahkan otoritas penuh kepada Tuhan untuk memimpin hidup kita?

Semangat! Bergaul Karib dengan Allah :)
With love,