Blogger templates

Wednesday, July 6, 2016

Want You?



Sebenarnya hal ini sudah ku alami beberapa waktu yang lalu, tapi rasanya masih fresh untuk diceritakan.

Tahun 2014 lalu atau menjelang tahun 2015 aku mendapat banyak kritikan dari beberapa teman komunitasku, mengenai beberapa hal.
Waktu itu kondisinya aku lagi dalam tertekan karena pekerjaan dan hubungan sama Tuhan akhirnya drop banget.
Dan tadi aku baru kelar dengar kotbah pendeta J.R ini, dan bener banget pas dia bilang kalau hubungan kita sama Tuhan menentukan bagaimana hubungan kita sama sesama kita. Karena, waktu kondisi hubunganku sama Tuhan jadi memburuk, aku pun berasanya selalu sensitif sama siapa pun yang mencoba menasihatiku even mereka bilang mereka mengasihiku.

Pada waktu itu aku sampai pada puncak dimana, aku mengeluarkan statement: Jika mereka benar-benar mengasihiku, caranya gak akan menyakiti seperti ini.

Mereka tidak benar-benar mengenalku, I hate it when they act like they know me so well.
Karena aku tidak pernah benar-benar terbuka 100% pada manusia mana pun didunia ini, dan aku sulit untuk terbuka dengan orang lain. Even teman yang menurut banyak orang terlihat dekat denganku, karena aku tidak pintar mengekspresikan hatiku kepada orang lain.

That's why aku tidak suka dikomentari seakan orang tersebut mengenalku sangat, siapa pun itu.

Tapi, berbeda dengan Tuhan.
Aku selalu bisa mengekspresikan hatiku sama Dia, maka dari itu lebih mudah Tuhan yang tegur secara langsung kepadaku daripada orang lain menegurku.

Padahal, cara kerja Tuhan sekarang, akan lebih banyak memakai orang-orang sekitarku untuk memprosesku, menegur dan menasihatiku, tapi aku tidak suka kalau orang lain yang lakukan part itu.

JADI GIMANA????

Moment dimana hubunganku memburuk sama Tuhan, Tuhan berbicara melalui teman komunitasku.
But, aku tidak suka cara mereka menasihatiku dan cara-cara mereka menegurku.
Akhirnya aku tidak mendengarkan mereka. Dan Tuhan tidak kunjung-kunjung terdengar suara-Nya, karena saat itu hubunganku dengan Tuhan lagi memburuk (Aku sulit membedakan mana suara-Nya dengan suara pikiranku).
Dan aku tenggelam dan tenggelam, sampai akhirnya.....Tuhan terasa menampakkan diri-Nya lagi dengan menerobos segala batasan yang ada.

Awal 2016 Tuhan seperti sedang membenarkan paradigma-paradigmaku yang mulai tidak benar.
Sampai akhirnya aku tiba pada pengertian-pengertian ini:
Kita seringkali mudah untuk menerima saran dan kritik orang lain, ketika cara mereka menyampaikan sesuai dengan standarisasi yang kita miliki dan kita buat. Dan jika mereka membelot dari semua itu, kita menganggap mereka ini salah, jahat, kita menolak perkataan mereka.

Memang benar, kita harus hati-hati dalam penyampaian saat menegur maupun menasihati orang lain, agar pesan dan maksud kita tersampaikan dengan baik.

Tapi, ada fenomena ini.
Dimana sebenarnya justru dalam cara penyampaian yang tidak sesuai dengan pribadi kita, hati kita diproses, dan kapasitas hati kita semakin diperbesar.

Please.
Ini butuh kedewasaan utk mengerti ini.
Yesus lemah lembut, tapi ada saat dimana ketika Dia menegur murid-Nya, Ia menegur dengan keras. (Lihat Yoh 6)

Hal ini pun cukup membuat aku tertampar, bagaimana aku bisa diperbesar kapasitas hatiku dan semakin dewasa kian harinya, jika aku terus bermanja-manja dengan berharap setiap teguran yang mendatangkan kebaikan buatku sesuai dengan cara yang aku mau dengar?

Seperti ketika Yesus berkata, jika kita mengasihi orang yang mengasihi kita, apakah upah kita?
Dimana bedanya? Orang lain pun bisa melakukan demikian, itu hal yang sangat mudah, tidak butuh proses.
Tapi, orang yang dewasa mencintai proses.

Jika memang Tuhan ijinkan kita ditegur dengan cara yang lumayan keras, terima itu dengan sukacita selama itu sesuai dengan kebenaran dan mendatangkan kebaikan untuk proses hati kita.
Dan kalau Tuhan ijinkan kita ditegur dengan lemah lembut, terima dengan sukacita pula karena semuanya mendatangkan kebaikan buat kita.

Memang terkadang, nasihat atau teguran orang lain tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya yang sedang kita alami, tapi tetap, Tuhan selalu lihat hati kita.
Bagaimana kita berespon ketika rasanya apa yang org lain katakan ini tidak tepat (atau kamu merasa dia sok tau ttg kasusmu mungkin. ) ?

Karena Tuhan lihat hati, bukan pada apa yang kita perbuat aja.

"Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati." 1 Samuel 16:7b

God bless!

No comments:

Post a Comment