Judul dari post ini terinspirasi dari kisah Ahab, raja Israel ke-8 yang pada zaman itu Israel dan Yehuda terpecah sejak setelah sepeninggalnya Salomo, karena Salomo tidak berpegang teguh pada apa yang Tuhan perintahkan dan tidak hidup benar dihadapan Tuhan, tidak seperti Daud ayahnya.
Ahab.
Dia dikenal sebagai raja yang melakukan hal yang jahat dan lebih jahat daripada raja-raja sebelum dia. Bahkan alkitab mencatat; "Seakan-akan belum cukup ia hidup dalam dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, maka ia mengambil pula izebel, anak Etbaal, raja orang Sidon, menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya." (baca : 1 Raja-Raja 16)
Ahab, secara terang-terangan bukan hanya mendirikan kuil Baal untuk dirinya sendiri tapi ia juga mengajak segenap rakyatnya ikut menyimpang daripada Tuhan dan bahkan, Ia mengambil seorang isteri yang tidak takut akan Tuhan, malah semakin menyesatkannya.
Izebel, menjadi isteri yang mengontrol dan menyesatkan kehidupan Ahab.
Kita bisa lihat bagaimana Izebel mengancam Elia akan membunuhnya, dan bagaimana Izebel menyelesaikan perkara kebun anggur Nabot dengan merampas dan membunuh Nabot.
Dari semua dosa yang dilakukan oleh Ahab dan Izebel, akhirnya Tuhan berbicara melalui perantaraan nabi Elia, mengenai hukuman apa yang akan didapatnya. (baca: 1 Raja-raja 21) Namun...
"Segera sesudah Ahab mendengar perkataan itu, ia mengoyakkan pakaiannya, mengenakan kain kabung pada tubuhnya dan berpuasa. Bahkan ia tidur dengan memakai kain kabung, dan berjalan dengan langkah lamban. Lalu datanglah firman Tuhan kepada Elia, orang Tisbe itu: "Sudahkah kau lihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya; barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya."
What?! Kesalahan dan dosa Ahab itu tidak terhitung banyaknya, bahkan ia telah sangat menyakiti hati Tuhan, tapi ketika Tuhan lihat Ahab merendahkan diri dihadapan-Nya, seketika Tuhan tersentuh dan men-delay hukumannya atas Ahab.
Dan jika kita membaca kisah mengenai Israel yang juga melakukan dosa dan dikecam Tuhan akan dihukum seberat-beratnya, namun akhirnya bangsa Israel merendahkan diri dihadapan Tuhan, dan Tuhan mengurungkan hukuman-Nya......ketahuilah, ini bukan kali pertama Tuhan tergerak ketika melihat umat-Nya yg berdosa, namun ketika ditegur, mau merendahkan diri dihadapan Tuhan.
Pernah baca kisah Yunus?
Bagaimana penduduk kota Niniwe hendak dihukum, namun setelah ditegur Tuhan, mereka akhirnya bertobat dan merendahkan diri juga dihadapan Tuhan.
Dan akhirnya Tuhan tidak jadi menghukum mereka.
Dari beberapa kisah ini,
Aku menemukan, bahwa Tuhan sangat mengasihi dan mencari orang yang rendah hati, orang yang merendahkan dirinya dihadapan Tuhan.
That's why,
Yesus pun bilang ke kita; pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Kenapa Yesus tidak berkata, belajarlah kepada-Ku karena aku taat, dan takut akan Allah? namun Ia menyebut dua kriteria ini; lemah lembut dan rendah hati.
Jika kita memperhatikan dengan saksama,
Yesus datang kedunia, bukan hanya untuk mati bagi kita, tapi Dia juga datang untuk mengajar kita apakah yang dicari Bapa dari umat-Nya, dan untuk menyatakan apa yang tadinya tersembunyi kepada murid-muridNya.
Kenapa lemah lembut?
- Orang yang lemah lembut akan memiliki bumi (Matius 5:5)
- Agar dapat menerima firman dan menanamnya didalam hati kita (Yakobus 1:21)
- Dapat dengan sabar menuntun orang yang suka melawan. ( Galatia 6:1)
- Dapat meredakan kegeraman (Amsal 15:1)
Kenapa rendah hati ?
- Mendatangkan kehormatan (Amsal 18:12 dll)
- Hikmat ada (Amsal 11:2)
- Tuhan ada bersama-sama dengan orang yang demikian. (Yesaya 57:15)
- Belas kasihan Allah ada. (1 Petrus 5:5)
- Dapat melunakkan hati Tuhan (2 Taw 33:12)
Aku secara pribadi pun pasti pernah mengalami, titik dimana aku begitu menyakiti hati Tuhan, dan apa yang aku lakukan mendatangkan hukuman. Namun, ketika aku ditegur oleh-Nya aku tahu bahwa yang dapat aku lakukan cuman hal ini; merendahkan diriku dihadapan-Nya menyadari bahwa aku membutuhkan pengampunan dari-Nya.
Dan moment setelah aku merendahkan diri dihadapan-Nya, aku merasa ada ketenangan dibatinku dan aku merasa lebih kuat untuk melangkah meninggalkan kesalahanku.
Kenapa Dia begitu suka dengan orang yang rendah hati? karena ketika kita rendah hati kita menyadari bahwa kita bukan apa-apa, dan Tuhanlah yang lebih diatas dari semuanya, dan kita lebih mudah menerima teguran yang mendidik dari-Nya, karena orang yang tinggi hati selalu merasa bahwa dirinya lebih benar dari siapapun dan tidak memerlukan koreksi dari siapapun.
Masihkah kita mau merendahkan hati kita dihadapan-Nya?
"Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." (Amsal 28:13)
"Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan." (Amsal 18;12)
God bless!
No comments:
Post a Comment